Mohon tunggu...
nurul hanifah
nurul hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - haniiii

mahasiswa baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Kantin Rumah Sakit

10 September 2021   11:20 Diperbarui: 10 September 2021   11:26 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu sektor di bidang ekonomi yang terkena imbas buruk dari pandemi COVID-19 ini adalah UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). UMKM merupakan usaha produktif yang dimiliki oleh perorangan atau pun badan usaha dengan skala kecil, sehingga modal yang dimiliki para pelaku UMKM ini tidak sebesar pelaku usaha besar lainnya.  

Di lingkungan sekitar saya, terdapat banyak sekali UMKM seperti restoran kecil, toko busana, warung kebutuhan pokok dan jenis UMKM lainnya. Dikarenakan rumah saya terletak dekat dengan  rumah sakit, maka saya tertarik untuk meneliti dampak virus corona terhadap UMKM di lingkungan rumah sakit.

Pilihan saya jatuh kepada kantin rumah sakit, sebab dengan jumlah pengunjung rumah sakit yang dibatasi tentu saja kantin rumah sakit ini terkena dampaknya. Maka saya pun melakukan wawancara dengan pemilik kantin rumah sakit di dekat rumah saya ini untuk mengetahui dampak yang dirasakan.

Kantin ini terletak di dalam lingkungan rumah sakit swasta yang ada di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. Pemilik kantin ini bernama Ibu Yuni. Beliau sudah merintis usaha ini sejak 2011 hingga sekarang. Saat Ibu Yuni pertama kali membuka usaha ini, beliau hanya sendirian, belum memiliki karyawan seorang pun. Saat itu, kantin hanya buka sampai pukul 15.00 sore. Laba maksimal yang didapatkan dari penjualan makanan di kantin saat itu hanya 300.000. Meskipun pendapatan kantin sulit menutupi biaya operasional, Ibu Yuni pantang menyerah. Beliau yakin bahwa Allah Maha Pemberi Rezeki.

Semakin hari, profit yang dihasilkan dari penjualan makanan di kantin semakin meningkat, sehingga Ibu Yuni bisa membayar seorang karyawan untuk membantu beliau. Beberapa tahun kemudian, lokasi kantin dipindahkan oleh pihak rumah sakit ke tempat yang lebih terbuka agar para pengunjung rumah sakit lebih mudah mengetahui lokasi kantin. Pemindahan ini tentu saja membuat profit kantin beliau lebih meningkat, sehingga karyawan kantin mulai bertambah menjadi 5 orang.

Kantin yang awalnya hanya buka sampai pukul 3 sore sekarang melayani pelanggan hingga pukul 10 malam. Kantin Ibu Yuni juga tidak lagi hanya menjual makanan, namun menyediakan kebutuhan-kebutuhan pasien, seperti sabun mandi dan shampo. Profit kantin perhari pun meningkat hingga menyentuh angka satu juta.

Ibu Yuni tentu saja sangat bersyukur karena usaha yang ia rintis memiliki peningkatan, sehingga beliau bisa menyekolahkankan anak-anaknya hingga lulus kuliah. Ibu Yuni sangat menginginkan melihat anaknya menyelesaikan pendidikannya dan menjadi sukses.

Namun beberapa selang waktu kemudian, dikarenakan rumah sakit melakukan renovasi, maka lokasi Kantin Ibu Yuni dipindahkan lagi. Namun, lokasi kali ini tidak sestrategis lokasi sebelumnya. Pengunjung rumah sakit sedikit kesulitan menemukan lokasi kantin ini, sehingga profit kantin sedikit menurun. Ditambah lagi pandemi Corona mulai memasuki Indonesia sehingga membuat pihak rumah sakit membuat kebijakan bahwa pengunjung rumah sakit dibatasi. Hal ini tentu saja langsung berdampak pada Kantin Ibu Yuni. Beliau terpaksa merumahkan dua orang karyawannya karena pendapatan kantin tidak bisa menutupi biaya operasional.

"Sejak pandemi ini tidak jarang saya pulang hanya membawa sepuluh atau dua puluh ribu," tutur beliau.

 Tapi Ibu Yuni tidak menyerah. Dengan banyaknya kebutuhan yang harus dibayar, beliau membuka usaha catering dari rumah untuk menambah pemasukan.

Walaupun kondisi ekonomi sedang buruk, Ibu Yuni tidak pernah lupa bersyukur kepada Sang Pencipta, karena beliau masih bisa mendapatkan rezeki secara halal. Beliau percaya bahwa Allah tidak tidur dan Allah mendengar doa-doa hambaNya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun