Apa sih yang dipikirkan oleh ibu-ibu muda mengenai caesar? menakutkan, lama sembuh, nyeri, biaya mahal.
Ya. Pasti setiap perempuan akan memikirkan cara melahirkan anak suatu hari nanti. Maka dari itu saya ingin menceritakan pengalaman melahirkan caesar yang pernah saya lakukan.
Caesar merupakan melahirkan dengan tindakan melakukan sayatan pada perut untuk mengeluarkan bayi. Pembahasan ini merupakan hal yang menarik bagi ibu-ibu muda dan bagi mereka yang akan melahirkan anak pertamanya. Pastinya merasa deg-degan dan menimbulkan berbagai pertanyaan yang sulit untuk diungkapkan.
Bagaimana prosesnya? Sakit atau tidak? Bagaimana rasanya dibius? Apakah obat bius berpengaruh? dan banyak lagi pertanyaan. Bagi para ibu muda, mereka akan melakukan berbagai hal untuk mencari informasi seputar persalinan melalui buku ataupun internet agar mereka lebih siap dan siaga sebelum waktu persalinan. Seperti yang saya lakukan, disini saya akan menceritakan bagaimana saya bisa melahirkan caesar sampai detail prosesnya.
Ini memang kehamilan pertama saya. Setelah menunggu selama satu tahun setelah menikah akhirnya saya diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk hamil. Sesuai dengan kebanyakan ibu hamil, saya juga merasakan nyidam, mual, muntah, bahkan susah untuk tidur. Dari awal kehamilan sampai usia kehamilan 32 minggu dokter mengatakan bahwa semuanya normal dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Bahkan saya bisa melahirkan normal karena posisi bayi yang sudah bagus.
Namun, ketika usia kehamilan di 34 minggu ternyata dokter mengatakan posisi bayi saya mendadak sungsang, hal ini diketahui melalui USG yang dilakukan. Rasanya sangat takut dan panik karena ini merupakan kehamilan pertama saya. Akan tetapi dokter menenangkan saya dan menyarankan untuk nungging dengan dada menyandar alas minimal 5 kali sehari.
Apabila sampai usia 39 minggu posisi bayi saya masih sungsang, maka terpaksa harus melahirkan secara caesar. Karena keinginan saya ingin melahirkan normal maka sebisa mungkin saya berusaha melakukan apa yang disarankan oleh dokter. Setiap hari saya melakukan posisi nungging, mengepel lantai secara manual, bahkan saya ikut senam khusus ibu hamil.
Usaha yang saya lakukan ternyata tidak berhasil. Ketika umur kehamilan masuk 38 minggu hasil USG yang dilakukan ternyata masih sama posisi bayinya. Mau tidak mau saya harus melahirkan secara caesar sebelum usia kehamilan menginjak 40 minggu. Karena menurut artikel yang saya baca, apabila melahirkan secara caesar harus dimajukan dari hari perkiraan lahir (hpl) karena beresiko tinggi dan takut keburu lahir.
Hpl jatuh pada tanggal 28 Februari 2014, namun saya bersama suami sudah mempersiapkan dari awal bulan. Saya dan suami melakukan pemeriksaan sekali lagi sekalian untuk berkonsultasi ke dokter tentang waktu yang tepat melakukan caesar, tentunya sebelum HPL.
Malam tanggal 10 Februari 2014, saya merasakan ketidaknyamanan ketika tidur, semalaman hanya guling kanan kiri dengan suami saya sesekali mengelus-elus perut saya. Ketika pagi hari, saya merasa ingin buang air kecil, dan langsung kaget ketika melihat ada bercak darah segar di celana saya. Saya langsung berbicara kepada suami dan orang tua saya, pada pukul 7 saya dibawa ke puskesmas namun pendaftaran baru akan dibuka sekitar setengah 8.
Karena merasa tidak sabar, akhirnya saya mengajak suami untuk mencari rumah sakit terdekat, namun UGD tidak melayani pasien yang kurang darurat. Saya harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu dan harus membawa surat rujukan dari puskesmas apabila ingin membayar biaya persalinan menggunakan jaminan. Oleh karena itu saya harus kembali lagi ke puskesmas dan ternyata sudah ada yang mengantri disana. Saya harus menunggu panggilan sekitar 30 menit.