Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan melakukan penekanan pada bagian perut, jika sakit yang dirasakan sesuai dengan rasa sakit gejala usus buntu kronis maka belum tentu anda menderita usus buntu.
Untuk mendapat hasil yang konkrit dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah dan pemeriksaan urine, pemeriksaan USG, melakukan CT scan dan lain sebagainya.
Pemeriksaan dilakukan untuk menentukan usus buntu kronis haruskah dioperasi atau tidak.
Hal apa saja yang harus diwaspadai untuk mendeteksi apakah kita terkena penyakit usus buntu atau tidak? dan pengobatan usus buntu kronis haruskah dioperasi?
Usus buntu biasanya dianggap sebagai penyakit yang tidak berbahaya. Banyak orang menganggap sepele penyakit ini, namun jika dibiarkan usus buntu dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi seperti usus buntu akut, usus buntu pecah, peritonitis dan sepsis.
Radang usus buntu bukan suatu penyakit yang dapat dicegah. Namun risiko terkena penyakit usus buntu dapat dikurangi dengan beberapa langka, antara lain :
Konsumsi Makanan Berserat
Makanan yang tinggi akan serat merupakan makanan yang paling utama untuk mencegah usus buntu, karena penyebab utama penyakit ini karena adanya penyumbatan karena penumpukan feses yang mengeras.
Feses yang keras menandakan orang kekurangan asupan serat atau kurangnya makan makanan berserat. Beberapa contoh makanan yang tinggi akan serat yaitu agar-agar, sayuran serta buah-buahan.
Serat sangat baik untuk sistem pencernaan karena fungsi dari serat adalah untuk melunakkan feses sehingga buang air besar menjadi lancar dan dapat mengurangi penyumbatan feses sehingga mengurangi resiko terkena usus buntu.
Perbanyak Konsumsi Makanan yang Mengandung Vitamin A & D