mendaki gunung, berangkat dari latar belakang yang berbeda, 4 dari 7 orang yang kami bawa adalah pemula termasuk diri saya sendiri hehe. Alasan tersebutlah yang membuat kami setuju untuk memilih Gunung Prau sebagai pilihan utama di samping cocok bagi pemula, view yang disajikan juga ciamik dan indah.
Pada tanggal 19 April lalu kami bertujuh sepakat untuk bersama-sama mencoba kegiatan yang belum pernah kami lakukan sebelumnya. YaPada mulanya rencana pendakian bersama teman SMA saya ini akan dilaksanakan selepas masa UTBK pada 2020 lalu namun adanya pandemi covid-19 rencana tersebut menjadi ditunda sampai pada akhirnya pada pertengahan Mei lalu pendakian yang kami sebut "camping ceria" ini dapat dilaksanakan. Namun tetap, untuk prosedur pendakian mengharuskan kami cek kesehatan terlebih dahulu di pusat kesehatan yang berada di kota asal tempat kami tinggal. Selain itu, jaga jarak juga wajib dilakukan terutama untuk tenda yang mengharuskan diisi dengan kuota 50% dari kuota normal.
Memang semua prosedur itu wajib dijalani, siapasih yang mau jika kita pulang ke rumah masing-masing malah membawa virus. Berencana berangkat pukul tujuh pagi dari Kota Jogja supaya bisa memulai pendakian disiang hari, seperti biasa bukan orang Indonesia namanya jika tidak tepat waktu hahaha. Akhirnya kami bertujuh berangkat dari kota tercinta ini pukul setengah sepuluh dan berencana mendaki via Kali Lembu namun diperjalanan akses satu-satunya jalan yang menuju ke Kali Lembu terpotong akibat adanya musibah kecelakaan truk. Setelah berunding kamipun sepakat untuk memilih jalur via Wates, kamipun memutar arah sejauh 20 kilometer lebih, mengandalakan insting dan bermodalkan bertanya kepada warga setempat tentang jalan untuk menuju Via Wates tersebut.
Kamipun akhirnya sampai Via Wates  sekitar setengah tiga sore. Oh iya, sebagai tambahan informasi jalur pendakian Via Wates ini masih berada di Kabupaten Temanggung berbeda dengan jalur pendakian Gunung Prau yang lain yang mayoritas berada di kawasan Dieng. Jalur pendakian dari Gunung Prau ini banyak sekali mulai dari  Jalur Wates, Jalur Patak Banteng, Jalur Kalilembu, Jalur Pranten, Jalur Kenjuran, dan beberapa jalur lainnya. Namun jalur yang paling ramai adalah Patak Banteng karena jalur ini merupakan jalur tercepat untuk menuju ke puncak menurut tuturan teman saya.
Gunung Prau sendiri termasuk kedalam gunung medium dengan ketinggian 2565 mdpl. Terletak di empat daerah yang berbeda yaitu Kabupaten Kendal, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung dan  Kabupaten Batang.
Khusus untuk jalur Via Wates masih belum terlalu ramai dibandingkan jalur yang lainnya. Karena sepengamatan saya kemarin akses untuk menuju Wates sendiri jalanannya masih perlu diperbaiki, agak jauh dan sedikit memutar. Mungkin itu adalah sebagian alasan mengapa jalur ini kurang dipilih. Namun, dibalik itu justru melalui Via Wates inilah kita bisa menikmati alam secara sempurna karena disepanjang pejalanan kami jarang berpapasan dengan pendaki lain.
Di sekitar basecamp Via Wates ini selain menjual berbagai makanan dan minuman, juga menjual dan menyewakan berbagai aksesoris pendakian dan peralatan pendakian. Setelah mengurus simaksi, selanjutnya biaya registrasi yang dibayarkan adalah 15.000/orang . Setelah semua selesai kami memutuskan untuk memulai pendakian pukul lima sore. Berangkat pukul berapapun tetap jangan lupa untuk membawa senter ya teman-teman.
Basecamp - Pos 1 Blumbang Kodok
Disepanjang perjalanan melewati rumah-rumah warga untuk selanjutnya disuguhi ladang-ladang dengan berbagai macam tanaman, sayur-sayuran dan buah-buahan.Baru sekitar 15 menit berjalan kami sudah disambut dengan kabut pegunugan, sesuatu yang jarang seklai kami rasakan di kota hehehe. Untuk jalan menuju pos satu masih mulus dan sudah disemen, mengingat jalan tersebut juga menjadi akses utama warga yang akan pergi ke kebun dan ladang. Dari basecamp menuju pos satu estimasi perjalanan kurang lebih satu jam.
Pos 1 Blumbang Kodok - Pos 2 CemaranÂ
Disini kami melewati area pepohonan dan hutan, dengan trek yang masih bersahabat, selama perjalanan mudah sekali dijumpai trek berupa akar dan tanah. Estimasi perjalanan menuju pos dua sekitar 30 menit namun karena kami sering istirahat hampir pukul tujuh malam kami baru sampai pos dua hahaha. Sebagai tambahan informasi di Pos 1 dan 3 terdapat sumber mata air, hal itu sangat berguna seklai mengingat setelah melewati pos 3 tidak ada lagi sumber mata air.
Pos 2 Cemaran - Pos 3 Sudung Dewo
Berbeda dengan jalur yang dilewati sebelumnya, di jalur ini pohon yang ditemui sudah semakin lebat selain itu banyak diselimuti oleh lumut hijau, Pos Cemaran ini sudah berada di ketinggian 2122 mdpl. Disini akan ditemui persimpangan menuju air terjun, jika mengambil arah kanan kalian akan bertemu dengan air terjun dan jika mengambil arah kiri kalian akan menemui Pos 3. Untuk kalian pendaki pemula seperti saya jangan khawatir jika tertinggal oleh rombongan, karena di sepanjang perjalanan sudah disediakan papan penunjuk jalan.
Pos 3 Sudung Dewo - Camp Area
Sepanjang perjalan dari pos tiga menuju camp area, vegetasi dan pepohonan semakin berkurang dan menjadi semakin terbuka dan bisa melihat langit secara luas. Beruntung sekali, cuaca malam saat itu bersahabat kami dapat melihat bintang bertebaran di langit sesuatu yang jarang kami lihat tentunya jika berada di kota. Trek yang dilalui dari semua pos menurut saya ini yang paling terasa berat bagi pemula seperti saya karena akan melewati tangga yang panjang dan melewati Plawangan . Estimasi sebbenarnya untuk menuju camp area adalah 45 menit namun karena banyak diantara kami yang sedikit-sedikit istirahat saya juga termasuk didalamnya hehe. Sehingga lebih dari 1 jam saya dan keempat teman saya yang tertinggal baru sampai sunrise camp. Beruntung sekali, sesampainya disana kami sudah dibangunkan tenda beban sekali bukan? Â hahaha.
Perjalanan dari basecamp sampai camp area yang seharusnya dapat ditempuh dalam waktu tidak sampai 3 jam, namun saya sendiri tidak mematok target dan akhirnya baru sampai camp area dengan catatan waktu  lebih dari empat setengah jam.  Â
Kamipun bermalam di sunrise camp, tidak lupa makan  agar esok paginya siap melanjutkan perjalanan untuk menuju puncak. Oh iya mengingat Gunung Prau sangat ramai di camp area usahakan cariah tempat senyaman mungkin  karena puncak Prau terbilang luas dan cocok untuk mendirikan dimana saja. Dari puncak Prau kamu akan melihat Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing yang gagah menjulang jika beruntung Gunung Slamet pun juga dapat dilihat. Namun, kami kurang beruntung karena pagi harinya terhalang oleh kabut. Tapi tak mengapa, sampai puncak di Pos Patak Banteng dari Via Wates saja saya sudah sangat bersyukur.
Apakah kawan-kawan menjadi tertarik untuk mencoba Gunung Prau yang eksotis ini? Jangan lupa persiapkan fisik dan mental sebelum mendaki ya, bagi pemula Gunung Prau ini sangat cocok untuk direkomendasikan. Jangan lupa bawa pulang sampahmu, salam lestari!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H