Sosok @Buyuang Kalera ini sudah keilhatan sejak ia menamatkan Sekolah Rakyat di tempat pedalaman Sumatera. Di besarkan di lingkungan para petani kelapa sawit, pintar mengaji dan tulis2 arab dan santun terhadap kedua orang tua dan tetangga.
Entah bagaimana kejadiannya, tiba tiba sosok buyung kalera ini mulai menunjukan perubahan sangat drastis 180 derajat. Mulai malas mengaji dan sholat, capai mamaknya menyuruh sholat dan mengaji. Usut punya usut ternyata si Buyuang Kalera ini lagi senang mempelajari tanam2an terlebih tanaman babal yang menurut pengamatannya dapat menyembuhkan sakit perut dan asma. Bahkan paja ketek ini [panggilan kesayangan orang kampong] sudah sampai meneliti buah merah segala. Wah canggih memang si bocah kalera ini…begitu kata orang kampong.
Si Buyuang Kalera punya teman namanya si Pangketek heran melihat prilaku temannya ini. Ada apa ya dan apa yang terjadi sama kawannya ini, begitulah pikiran si Pangketek. Nah, pada suatu saat, si Pangketek memergoki si Buyuang Kalera ini lagi bermain main dengan kaca. Aneh tingkah lakunya….sebentar2 berkaca memperhatikan wajahnya [dalam hatinya kok aku ganteng ya…], kemudian bersungut sungut entah apa yg disungutkan. Si Pangketek membernaikan diri menegur si Buyuang Kalera….’eeii sedang apa kau…’ teriak si pangketek. ‘ahh tidak ada apa2…kau mengejutkanku saja…’ jawab buyuang kalera. Rupanya si Buyuang Kalera ini telah terasuki ilmu kaca sehingga ia berubah drastis dan ingin menjadi bomoyang ahli untuk mengobati orang kampong. Maklum pada saat itu belum ada puskemas seperti saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H