Hujan masih akan turun sayang jangan kamu keluar rumah dulu.
Berita terakhir tersiar beberapa titik kota terendam banjir, jalanan tergenang, selokan penuh lumpur.Â
Aku khawatir kamu terperosok jatuh ke comberan lalu tenggelam.
Dan tak satupun orang yang menolong selain mereka sibuk berswafoto sambil tertawa-tawa melihat orang hanyut kena musibah.
Kamu tahu kan kota ini tak lagi ramah. Orang-orang nampak dengan wajah-wajah yang celaka penuh dendam dan derita.
Di sini dalam kontrakan saja lebih aman, sedikit lebih nyaman.
Melihat cicak-cicak di dinding berkejaran, melihat kecoa-kecoa muncul dari ruang dapur lalu lalang di lantai.Â
Nyamuk-nyamuk berselimut dalam kelambu menikmati lembab ruangan dengan lampu pijar redup bermesraan.Â
Dari jendela kaca yang buram hujan turun begitu lembut mengagumkan.
Dan engkau bergumam "hujan sungguh indah sayang".
Lalu kucuran angin berebut masuk dari lubang jendela yang berdebu.Â
Mengusap segala jenuh di wajahku. Detik waktu menetes dari atap yang bocor.
Dan ku dengar di lorong gang anak-anak berebut mengumpulkan tetes-tetes hujan ke dalam saku celananya yang kotor.
Berlarian mereka dalam pusara hujan kota Jakarta. Maju kotanya, bahagia warganya.
Maka ku peluk kekasihku di dalam susah dan derita.
Handy Pranowo
29 Januari 2025
"Maju Kotanya, Bahagia Warganya" slogan mantan Gubernur Jakarta Anis Baswedan.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI