Mematok-matok tanah, menguras isi perut bumi negeri ini tanpa kira-kira.Â
Hingga rakyat bingung sebenarnya hidup di negeri siapa? Siapa yang tengah berkuasa?Â
Adakah hukum memihak pada kebenaran? Adakah keadilan berjalan seperti yang diamanatkan para pendiri bangsa?
Langkahku gontai menuju ujung hari yang semakin sempit.Â
Udara terasa sesak. Kabut-kabut berubah asap beracun. Dari desa hingga kota menghirupnya.
Matahari lesu. Awan mendung tersungkur jatuh. Hujan air mata di tanah negeriku.
Anak-anak masa depan lahir berwajah murung sebab melihat kesempatan hidup semakin terkurung.
Jagoan-jagoan yang haus darah terlihat terus bertempur.
Jagoan-jagoan yang katanya ingin buat kesejahteraan merata. Bohong. Itu bualan belaka.
Aku bersumpah demi merah putih terus berkibar di angkasa.
Negeri ini tak boleh kalah dan menyerah.