Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Negeri Ini Tak Boleh Kalah

23 Januari 2025   03:05 Diperbarui: 23 Januari 2025   03:05 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mematok-matok tanah, menguras isi perut bumi negeri ini tanpa kira-kira. 

Hingga rakyat bingung sebenarnya hidup di negeri siapa? Siapa yang tengah berkuasa? 

Adakah hukum memihak pada kebenaran? Adakah keadilan berjalan seperti yang diamanatkan para pendiri bangsa?

Langkahku gontai menuju ujung hari yang semakin sempit. 

Udara terasa sesak. Kabut-kabut berubah asap beracun. Dari desa hingga kota menghirupnya.

Matahari lesu. Awan mendung tersungkur jatuh. Hujan air mata di tanah negeriku.

Anak-anak masa depan lahir berwajah murung sebab melihat kesempatan hidup semakin terkurung.

Jagoan-jagoan yang haus darah terlihat terus bertempur.

Jagoan-jagoan yang katanya ingin buat kesejahteraan merata. Bohong. Itu bualan belaka.

Aku bersumpah demi merah putih terus berkibar di angkasa.

Negeri ini tak boleh kalah dan menyerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun