Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mata Kanan Seorang Penyair

2 November 2024   03:05 Diperbarui: 2 November 2024   03:11 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wiji Thukul (Ilustrasi oleh Bambang Nurdiansyah)

Mata kananmu buta dipopor senjata di depan pabrik tekstil yang saat ini tengah pailit.

Kejadian lampau yang tak akan mungkin terlupa tercatat dalam sejarah.

Kini lihatlah wahai penyair suatu hal yang luar biasa tengah terjadi.

Pabrik tekstil tempatmu dulu berdemontrasi tengah di ambang kehancuran karena terlilit hutang.

Entah aku mesti berduka atau berbahagia. 

Namun di pabrik itu ada ribuan nyawa mengharap tidak di PHK.

"Derita Sudah Naik Seleher" berikut aku kutip judul puisimu untuk menggambarkan kegelisahan ribuan karyawan tekstil saat ini.

Tetapi bila mengingat kejadian demontrasi waktu itu saat mata kananmu dipopor senjata oleh aparat yang brutal.

Aku begitu sedih dan tak mampu berkata-kata lagi. Keperihan sampai di ulu hati.

Apakah ini sebuah peringatan atau dosa atas hilangnya cahaya matamu?

Handy Pranowo

02-November 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun