Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gula-Gula

1 November 2024   00:45 Diperbarui: 1 November 2024   00:47 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah pasti ia tidak akan pergi jauh atau sembunyi masuk ke dalam perut bumi.

Justru sebaliknya begitu tenang dan terang-terangan menampakan diri.

Tersenyum. Tertawa sumringah seakan tak pernah terjadi apa-apa.

Ia begitu yakin tak seorang pun dapat menyentuh kulitnya dan memang jauh-jauh hari ia telah mengira itu.

Sekelas hantu pun dapat ditangkap dimasukan ke dalam botol namun ia bukan hantu.

Hantu tidak ada yang mengerti manisnya gula-gula. 

Hantu tidak punya lidah. Tidak punya rasa. Tidak punya mulut untuk berkata dusta.

Lagi pula hantu jarang tertawa ia lebih banyak diam di kesunyian meratapi tingkah polah manusia.

Sementara itu ia masih asyik ngobrol bersama kolega-koleganya soal ketahanan pangan di masa depan.

Sambil bergumul di pesta jamuan makan malam istana kepresidenan.

Diam-diam sambil menulis puisi ku nikmati manisnya gula import di secangkir kopi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun