Sudah pasti ia tidak akan pergi jauh atau sembunyi masuk ke dalam perut bumi.
Justru sebaliknya begitu tenang dan terang-terangan menampakan diri.
Tersenyum. Tertawa sumringah seakan tak pernah terjadi apa-apa.
Ia begitu yakin tak seorang pun dapat menyentuh kulitnya dan memang jauh-jauh hari ia telah mengira itu.
Sekelas hantu pun dapat ditangkap dimasukan ke dalam botol namun ia bukan hantu.
Hantu tidak ada yang mengerti manisnya gula-gula.Â
Hantu tidak punya lidah. Tidak punya rasa. Tidak punya mulut untuk berkata dusta.
Lagi pula hantu jarang tertawa ia lebih banyak diam di kesunyian meratapi tingkah polah manusia.
Sementara itu ia masih asyik ngobrol bersama kolega-koleganya soal ketahanan pangan di masa depan.
Sambil bergumul di pesta jamuan makan malam istana kepresidenan.
Diam-diam sambil menulis puisi ku nikmati manisnya gula import di secangkir kopi.Â