Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sekolah Latif

12 Juni 2024   00:10 Diperbarui: 12 Juni 2024   00:34 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bila ada orang yang bertanya kepada Latif kenapa ia tidak sekolah.

Latif selalu menjawab, "Sekolah libur. Guru-guru mengantuk di kelas".

Kemudian senyumnya yang lebar membuncah. 

Matanya mendelik seperti mengingat apakah ia pernah benar-benar sekolah.

Sebenarnya ia ingat satu hal tentang sekolah. Upacara bendera dan lagu Indonesia Raya. 

Selebihnya samar-samar. Itu artinya bisa jadi Latif pernah sekolah bisa jadi tidak.

Orang tuanya tak pernah berani mengantarkan ia ke sekolah seperti orang tua yang lainnya sebab ada biaya 

yang belum tuntas dibayarkan. Sementara di sekolah Latif selalu jadi bahan tertawaan. 

Baju seragamnya yang kebesaran dan sepatunya yang longgar jadi ejekan kawan-kawan.

Latif tak pernah menangis. Tak juga mengadu atau melawan.

Tubuhnya yang penyakitan itu memang dirancang tahan banting segala cacian.

Namun naas sejak seringnya ia ditertawakan ia pundung juga lalu enggan datang ke sekolah meski dibujuk dibelikan mainan.

Ia lalu berkata, "Sialan. Dasar aku anak kemiskinan".

Handy Pranowo

12-Juni-2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun