Setelah perhitungan suara hampir selesai dan calon pemenang sudah nampak di depan mata lelaki itu tiba-tiba meninggal. Di dadanya ada tanda pengenal anggota kpps.Â
Sorak sorai pemenang di antara tangis kepedihan. Untuk apa pemilu di selenggarakan bila harus menelan banyak korban.Â
Ternyata mudah saja negeri ini membunuh rakyatnya. Adakan saja pemilu tak lama pun berkurang rakyatnya satu persatu.
Mari kita nyanyikan lagu Indonesia Raya dengan ketukan kesedihan bagi demokrasi yang timpang. Tanpa kesadaran. Tanpa hati nurani. Tanpa belas kasihan. Tak perduli banyaknya nyawa melayang.
Handy Pranowo
21-02-2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!