Tahun ini tahun politik sayang.
Di mana para pemimpin partai dan pengikutnya jadi sensitif, jadi baperan.
Semuanya merasa menjadi paling benar, paling bersih, paling tahu isi hati masyarakat.
Jaga mulutmu jangan bicara sembarangan apalagi berani kritik kiri, kritik kanan.
Kamu tak akan tahu mana musuh mana kawan. Politik negeri ini serba simsalabim, sulap-sulapan. Penuh kejutan.
Hai Marni Kalijodo kekasihku yang ku sayang.
Jangan mendadak kaget dan pura-pura heran bilamana nanti program-program partai bersileweran dari yang absurd sampai yang tidak masuk akal.
Otakmu tidak akan sampai Marni sebab hampir semuanya gaib. Bagai angin kemarau di atas kuburan, bagai celoteh gagak di langit gelap. Sekejap kan hilang tanpa jejak.
Jangan pula program-program manis itu terbawa ke dalam mimpimu nanti kau akan terbangun di tengah malam dengan hati yang kecut.
Sebentar lagi sayang, ingat, ingat sebentar lagi.
Pintu rumah kontrakkan kita akan lebih sering di ketuk. Di luar ada orang membawa sembako dan uang.Â
Jangan di tolak Marni itu namanya rejeki namanya hadiah mendadak tiap lima tahun sekali.
Seperti itulah saat ini mereka datang penuh senyum kelembutan, uluran tangan hangat penuh pelukan.
Tetapi nanti bila sudah jadi pejabat pemerintah, boro-boro ingat kita Marni. Tak akan ingat kepada kita lagi.
Sibuk mereka dengan korupsi, sibuk mereka dengan suap menyuap demi kepentingan golongan dan pribadi.
Sementara kita masih tetap bersama kemiskinan yang telah lama kita rawat.
Mengantri bantuan dari pagi dini hari hingga kembali datang gelap.
Mendengarkan berita pembangunan di televisi yang entah untuk siapa semua itu berdiri.
Sini sayang, sebaiknya kita tidur saja lupakan debat yang baru saja kamu lihat.
Handy Pranowo
16-Desember-2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H