Di rotasi bumi yang tak lagi seimbang.
Sepasang mata itu memburu cahaya yang muncul dari sulur-sulur kabut yang koyak di lindas jaman.
Oh ternyata ini mataku.
Sepasang mata kesedihan dari mimpi-mimpi yang dibelenggu.
Muak oleh kisah-kisah kehidupan yang ambigu.
Sepasang mata yang tertipu oleh segala bentuk tawaran hidup yang congkak dan angkuh.
Sehingga tak lagi melihat apakah ini benar ataukah menyalahi hidup.
Maka mata ini terus meneteskan nanah sebab air mata telah habis menyirami dosa.
Oh sepasang mataku kapankah engkau buta agar tak lagi ku jilati dosa-dosa?
Handy Pranowo
06 Desember 2022
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!