Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kopi Hujan dan Senja

23 Oktober 2022   02:32 Diperbarui: 23 Oktober 2022   02:43 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seringkali aku melihat hujan dan senja di cangkir kopimu yang tak pernah habis kau minum.

Entah sengaja atau tidak. Kau lebih memilih diam termangu. Membiarkan kopimu dingin di sergap hujan.

Dan senja barangkali lebih kental dan pahit. Kau seruput dengan sekali tegukan. Hatimu tenggelam di cangkir bening.

Merenangi kepedihan yang lebih pahit dari kopi yang kau pesan.

Untuk kesekian kalinya. Aku dapati air matamu menjadi ampas kopi yang sulit kamu hapus dengan sapu tangan.

Kepadaku engkau selalu bercerita. Cafe kecil di ujung jalan tempat pertama kali kamu memesan kopi. 

Bersama teman lelaki pertama yang mengajarimu bercinta. Lambungmu gemetar. Jantungmu berdebar.

Hatimu di aduk-aduk. Sama seperti kopi di cangkirmu yang tak pernah habis kau minum. 

Harapan yang kau rindukan pun tersisa. Sia-sia.

Diam-diam ia pergi meninggalkanmu. Menyisakan kopinya yang dingin bersama hujan dan senja.

Hingga kini kamu masih menunggu. Sementara lelaki itu dengan sabar mendengarkanmu bercerita.

Di cangkir kopinya penuh air mata.

Handy Pranowo

23-Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun