Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siasat Jahat

18 Agustus 2022   16:14 Diperbarui: 18 Agustus 2022   22:23 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pak Jamil tak menggubris celetukan Parmin malah mempersilahkan mereka berdua masuk ke dalam rumahnya.

Tak berapa lama mereka duduk di sofa yang empuk tanpa basa-basi Pak RT pun langsung ke pokok permasalahan menanyakan perihal kebenaran atas berita yang tersebar. 

Mendengar apa yang di sampaikan oleh pak RT pak Jamil pun langsung membenarkan berita tersebut. Ia katakan, Parti kemarin yang membawanya ke dokter karena sudah seminggu belakangan ini melihat Putri terus-terusan muntah dan sering ke belakang.

" Pak RT kan tahu kondisi anak saya seperti apa, pak RT juga tahu kalo si Putri itu anak saya satu-satunya"

" Saya tidak akan menghukum orang yang menghamili anak saya atau melaporkan kepada polisi kalau saja ia mau bertanggung jawab dan menikahinya." tegas pak Jamil kepada ke dua tamunya tersebut.

" Oke, baiklah, saya paham kondisi anak bapak tapi apa memang betul pemeriksaan dari dokter tidak salah" 

 " Apa pak Jamil sudah kroscek langsung ke dokter yang menangani Putri terus mana si Parti saya mau minta keterangan darinya" sambung Pak RT dan pembicaraan semakin serius.

Si Putri anak pak Jamil memang sudah umur layaknya perempuan yang sudah baligh nampaklah kemolekan tubuhnya,wajahnya manis mirip ibunya, kulitnya putih bersih, hitam rambutnya ikal tergerai kalau saja ia tidak kurang satu hal sudah pasti banyak pemuda-pemuda yang naksir kepadanya.

" Ayo pak RT kita adili saja orang yang menghamili si Putri, mencoreng nama baik kampung kita saja" Parmin kembali berbicara kali ini ia meminta di usut tuntas permasalahan yang memalukan wilayah tempat tinggalnya.

" Atau kita interogasi saja pemuda-pemuda pengangguran yang suka nongkrong di ujung jalan sana, Putri kan suka sekali main ke sana sampai saya pernah melihat jadi candaan anak-anak yang tak jelas juntrungannya" Parmin kembali emosi.

Pak RT menghela nafas panjang. Bagian dalam kepalanya terlihat sedang memikirkan sesuatu. Otaknya berputar-putar. Ia sudah paham betul mengenai keluarga kecil ini namun gosip kali ini sungguh tidak habis di pikir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun