Setelah itu tidak ada lagi yang di ingatnya selain tetesan darah dan penyesalan di atas luka.
Seketika tangisan meraung bagai air bah dan orang-orang datang mengunjunginya.
Bertanya-tanya ada apa gerangan.
Malam itu ia di bawa aparat naik ke mobil dengan pengawalan ketat.
Bara di hatinya mulai meredup namun belum pudar rasa kecewa.
Ia mencoba tegar di malam pengkhianatan itu.
Sambil berjalan keluar ia pun bergumam.
"mampus kau lelaki jalang"
Handy Pranowo
16-July-2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!