Malam ini aku akan tidur dengan sisa mimpi yang tertinggal di pesawat.Â
Sedang suhu di sini dingin dan air mataku jatuh menggigil.
Halo Jakarta, aku terdampar jauh dari tanah air dan dari segala ingatan masa kecil.Â
Namun Los Angeles memberikanku tempat untuk berbaring sejenak melepas penat.
Hampir jam tujuh malam waktu setempat, langit merah muda dengan sedikit awan menyerupai bibir.
Jalanan kota di sini cukup lebar namun rasanya tidak cukup menampung gelisahku yang jatuh berceceran.
Di luar lobby hotel ku nyalakan sebatang rokok, mencoba menghangati suasana sambil menenangkan pikiran.
Entah besok apa lagi yang terjadi aku tak perduli, ku nikmati saja sore ini dengan hati yang yakin.
Perjalanan belum berakhir, seorang musafir adalah perindu yang mahir menyimpan perih dan getir.
Di balik kesedihan ada kebahagiaan yang menunggu dengan pintu yang selalu terbuka.
Kenyataan hidup harus di hadapi meski terkadang tak bisa di pahami akal manusia.
Tetapi percayalah, Tuhan selalu ada untuk hal yang tak bisa di hadapi hambanya sendirian
Handy Pranowo
10022022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H