Dirimu hanyalah benalu di gedung-gedung atau swalayan yang mereka bangun.Â
Di tengah kebisingan kota-kota masa depan kamu hanyalah anak ingusan yang tak tahu di untung.
Merepotkan, bikin sebal terlebih bila kamu berteriak, sialan, bajingan!
Namun hidupmu tidak sekedar persoalan receh dan priwitan.
Yang selalu terus, terus, terus. Stop.
Mengurus dirimu sama halnya mengurus kemiskinan, pengangguran dan kejahatan.
Dengan sisa rokok yang mengepul di tangan.
Topi dan baju yang kumal.
Kamu sering berharap kepada Tuhan.
Semoga anak istri di rumah tidak mati kelaparan.
Handy Pranowo
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!