Spesial, tiada tara karena hujanlah segala asa tercipta.
Dan payung-payung itu saksi bisu yang teramat kelam terkatup di pojok ruang.
Kering kerontang.
Sementara saat dirimu bukan siapa-siapa, saat kau merintih tiada guna, saat kau ingin mengakhiri hidupmu di dunia dan tiada teman bagimu bercerita.
Kemarau datang menghiburmu menemanimu dengan setia, apa adanya, duduk di dekatmu memberi semangat, mengajarkan kepadamu tetap sabar dan penuh tekad.
Dia hanya punya mata gersang yang penuh debu.
Dia hanya punya api yang sewaktu-waktu membakar kulitmu.
Dia hanya punya angin yang menggugurkan daun-daun kering ke atas rambutmu.
Dia hanya punya itu, tidak lebih, dia tidak punya sesuatu yang romantis selain senja yang habis di bibirnya yang kering menipis.
Namun dia menyimpan keringat mu yang kecut.
Menyimpan doa-doa yang kau gumamkan dalam sujud.