Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dan Kemarau Tak Pernah Meneteskan Air Mata

24 Desember 2021   10:40 Diperbarui: 24 Desember 2021   10:45 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan telah membuat dirimu lupa pada kemarau yang setia menemanimu berdoa hingga meneteskan air mata.

Hujan telah menghanyutkan pikiranmu hingga jauh dan jauh bahkan entah di mana akan berlabuh.

Hujan telah mengelabui akal sehatmu sampai dirimu tak sadar di percikan mantra olehnya.

Engkau tak mampu lagi melihat kenyataan yang sebenarnya, tak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang benar.

Segalanya samar-samar. Buyar. Ambyar. Di hantam halilintar.

Engkau tergila-gila bahkan nafsu membabi buta kerap mengatakan bahwa hanyalah hujan yang mencipta ribuan kenang.

Yang mengalir di kaca jendela, di jalanan lengang.

Di malam yang genting saat asyik berdua bersama kekasih pujaan bahkan saat sore menjelang pulang.

Begitu berartinya hujan di dalam hidupmu hingga ribuan puisi kau ciptakan demi dirinya yang kau anggap istimewa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun