Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Televisi di Kamar Ibu

23 Desember 2021   13:53 Diperbarui: 23 Desember 2021   13:58 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Televisi di kamar ibu masih menyala, ku tengok ia tengah tertidur pulas. Mungkin letih atau bisa jadi acara televisinya yang tidak menarik lagi.

Pelan-pelan aku menyelinap ke kamarnya lalu masuk ke dalam televisi itu. Aku berusaha menjadi laki-laki yang lucu, menjadi aktor, mencoba menghibur.

Dari kekosongan hati dari kesunyian di dadanya yang melebihi ruang ini.

"Ibu ini aku, anakmu, bangunlah ibu lihat aku menari, dengar aku bernyanyi".

"Tengoklah ibu, anakmu memakai kostum Batman, kostum yang dulu pernah ibu belikan di emperan toko di pasar".

Aku jadi teringat hari itu, umurku genap lima tahun.

Ibu terpaksa membawa aku ke pasar karena aku menangis tak ingin di tinggal. 

"Jangan ikut nak, tunggu di rumah saja sama bibi, sebentar ibu pulang ibu cuma membeli benang".

Tangisku semakin kencang dan barangkali dengan perasaan kesal ibu akhirnya mengajakku. Tangan dan senyumnya mengembang menggandeng aku berjalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun