Kepasrahan bagi manusia adalah jalan keluar namun secara akal manusia dapat pula sadar.
Dari dulu Semeru tak pernah berpindah tempat, ia tawadhu dan menetap.
Apakah ia berdosa atas perbuatannya?.
Sedang manusia terus gencar merusak dan kerap lupa atas kodratnya.
Kini doa-doa berhamburan keluar dari mulut-mulut yang gentar.
Menembus awan panas menuju langit yang hitam.
Semoga saudara-saudara kita terselamatkan dari bencana alam.
Terus mengingat dan istighfar.
Semoga Semeru kembali tenang dalam tafakurnya yang panjang.
Handy Pranowo
05122021
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!