Tak ada yang bisa menterjemahkan diamnya gunung sekalipun ia pendaki ulung.
Gunung berdiri tegak, anggun dan angkuh.
Bila ia meletus, ia hanya melepaskan bebannya bukan hendak membunuh.
Di dalam tubuhnya penuh terangkum segala material yang manusia butuh.
Gunung adalah tiang keseimbangan bagi bumi, ia hidup dan butuh ruang untuk tumbuh.
Beri dia jarak, beri dia keleluasaan, bolehlah mendekat namun jangan terlalu rapat.
Semburan lahar dan abu vulkanik tak ada pula yang dapat menyangka.
Jangan di tebang pohon-pohon di kaki dan di punggungnya sebab itu sebagai penyangga.
Jangan pula mau enaknya saja sebab gunung dapat juga bereaksi semaunya.
Sepatutnya kita belajar berbicara dengan alam terbuka agar mudah membaca gemuruh di dada.
Indonesia negeri cincin api di kelilingi gunung-gunung berapi bila kita paham bahasa mereka setidaknya dapat meminimalisir bencana dan korban jiwa.
Sudah waktunya saling mengingat dan mawas diri, alam yang bernilai jangan hanya di kuasai namun juga harus di hargai.
Negeri ini banyak menyimpan gunung-gunung aktif nan penuh misteri kapan waktu bisa meletus hebat.
Beri ruang bagi mereka seperti mereka yang telah memberikan kita kehidupan.
Mereka anggun dan angkuh, mereka juga tumbuh berkembang.
Penjaga keseimbangan dalam perputaran poros bumi yang kencang.
Â
Handy Pranowo
05122021
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H