Pertama kali mendengar kata yang namanya AIDS saat sang vokalis legendaris Freddie Mercury, Queen meninggal dunia. Tahun itu saya duduk di bangku kelas dua SMP dan kebetulan juga saya suka dengar lagu-lagunya Queen.Â
Berita kematian itu begitu menghebohkan jagad dunia musik internasional, Freddie Mercury, Queen siapa yang tidak kenal.
Kematian sang vokalis yang sangat "menyedihkan"di ulas tuntas di berbagai artikel-artikel majalah dan koran dari kehidupan pribadinya hingga hasrat biologisnya yang menyimpang.Â
Dari situlah saya tahu kalau Freddie Mercury itu penyuka sesama jenis. Waktu itu saya bertanya dalam hati kenapa orang suka dengan sesama jenis dan apakah AIDS itu di karenakan suka sesama jenis.
Hingga bertambahnya usia sedikit demi sedikit ada juga paham mengenai penyakit AIDS tersebut. Dan dalam sebuah buku terjemahan yang judul aslinya " Guns, Germs and Steel (Bedil, Kuman, Baja) karya Jared Diamond. Â
Di sana di tuliskan bahwa penyakit manusia yang penyebarannya begitu cepat dan masif ini ternyata adalah virus-virus yang telah berevolusi yang dulu tinggal diam di dalam tubuh monyet-monyet liar di Afrika.Â
Untuk hal ini barangkali penelitian kedokteran yang bisa menjelaskan soal penyakit AIDS ini. Dan di dalam buku itu pun di katakan pula penyebaran berbagai virus penyakit di sebabkan juga karena lonjakan pertambahan penduduk dunia yang terus meningkat.
Setahu saya virus AIDS ini di tularkan melalui cairan dari alat kelamin atau sperma (hubungan seks) atau juga bisa melalui kontak darah dengan pengidap penyakit AIDS (penggunaan jarum suntik secara bergantian).
Jaman duduk di bangku SMA bila ada kegiatan Rohani di hari Jumat dan pihak sekolah memanggil seorang Ustadz mesti saja tema kenakalan dan penyimpangan seks di antara remaja menjadi bahan pilihan ceramah.
"Kalau kita tergoda untuk berbuat zina, ingatlah akan Tuhan, ingatlah api neraka biar kalian tidak terjerumus ke sana, tahukah adik-adik sekalian apabila kita masuk ke dalam lingkaran zina maka dampak negatif yang kalian dapati di dunia adalah kena penyakit AIDS".
Begitulah kira-kira ceramah pak Ustadz yang sampai saat ini aku ingat.Â
Mulai duduk di bangku kuliah ceritanya sudah lain lagi, masuk ke lingkaran "Narkoboy" membuat saya menjadi rentan terkena penyakit AIDS. Dulu SMP atau SMA hanya ganja dan arak kini kuliah kenal namanya Putaw.Â
Saya menjauhi namanya jarum suntik sebab saya paham betul bahwa penggunaan jarum suntik secara bergantian dapat menularkan penyakit-penyakit berbahaya salah satunya AIDS. Dan teman-teman saat itu begitu jorok dan menjijikan.
Walhasil kalau tidak overdosis mati ya mereka terjangkit AIDS dan benar juga, ada seorang teman yang di diagnosis kena penyakit AIDS dan dua tahun setelah itu meninggal dengan tubuh yang kurus kering seperti tengkorak. Alhamdulilah saya nggak ikut-ikutan nyuntik, hehehe.
Masuk dunia kerja sudah lain lagi ceritanya, terlebih saya kerja di dunia malam. Dalam hati kenapa sih mesti ketemu yang "beginian" terus apa memang ini karma atau kutukan dari masa lalu.Â
Di lingkungan luar tempat kerja saya saat itu di kenal dengan banyaknya para "wanita malam" Â yang menjajakan diri. Bahkan di Cafe tempat saya bekerja menjadi tongkrongan para penyuka sesama jenis (perempuan) namun untuk hari tertentu mereka berkumpul. So, lengkap sudah penderitaanku, hehehehe.
Semakin waspada dan menjaga kuat insting hewan saya sebab dunia kerja gemerlap malam bisa saja suatu waktu menjerumuskan. Waktu itu saya pernah berbincang sebentar dengan seorang wanita yang biasa "mangkal" di depan Cafe tempat saya bekerja. Itu lantaran karena dia di kejar razia dan masuk ke dalam dapur.
Saya tahu dan bisa menebak kenapa wanita itu mesti turun ke jalan dan menjajakan diri pasti karena masalah ekonomi (klasik itu mah) namun saya tanya kembali kepadanya apakah tidak takut terjangkit penyakit AIDS lalu dengan santai wanita itu menjawab,
 " ya resiko bang lagian juga kan pakai "selimut karet".
Kondom. Iya itu pakai itu dan hanya itu satu-satunya cara bagi mereka untuk bisa menghindar dari resiko buruk pekerjaan yang mereka geluti. Katanya lagi setiap dua atau tiga bulan mereka di suntik vitamin atau kekebalan imun tubuh untuk menolak segala penyakit.
Dan saat bekerja di kapal pesiar, wah itu lagi semakin dekat saya dengan penyakit itu bila tidak mawas diri. Ada beberapa negara atau daerah yang terkenal dengan lokalisasinya. Sudah pasti bila kapal bersandar di sana kunjungan-kunjungan crew kapal menuju tempat-tempat itu. Kata mereka dengan bangga bila sepulang dari sana adalah.
" Burungku sudah Go Internasional cuy". Mantap.Â
Saya masih ingat betul di samping pintu depan klinik pengobatan yang berada di dalam kapal pesiar. Ada sebuah kotak kayu tergantung berwarna putih berukuran kira-kira 20x20cm yang ternyata berisi kondom. Siapa saja boleh ambil dan memang di wajibkan untuk mengenakan alat itu bila harus berhubungan badan.
Waw, di sini segalanya bebas namun harus tahu aturan dan juga paham dengan tindakan yang di lakukan.
Kampanye tentang penyakit AIDS di sebarkan hampir setiap minggu melalui Chanel TV khusus di kapal pesiar dan di sana di katakan salah satu pencegahan penyebaran penyakit AIDS adalah dengan penggunaan kondom.
Saya tidak akan mengatakan secara pribadi bahwa kondom adalah solusi dalam pencegahan penyakit AIDS barangkali mungkin menjadi opsi terakhir atau solusi yang genting yang harus di lakukan.Â
Namun yang terpenting adalah bagaimana menyadarkan masyarakat bahwa penyakit ini begitu berbahaya dan sangat mudah menular melalui cairan sperma dan darah serta ASI ibu. AIDS juga bisa menular kepada bayi di dalam kandungan apabila ibunya menderita penyakit yang sama.
Penyakit ini membuat kekebalan tubuh menurun hingga segala virus akan mudah menyerang. Saatnya kita mengkampanyekan bahwa perilaku-perilaku menyimpang (LGBT) khususnya dalam hal intim biologis adalah corong masuk penyebaran penyakit AIDS semakin masif.Â
Dan hal itu berkaitan pula dengan kesehatan mental seseorang karena suka dengan sesama jenis atau "acedece" adalah perilaku yang berkaitan dengan kesehatan mental.
Seperti itulah yang saya tahu tentang penyakit HIV/AIDS, saya atau kalian yang di luar sana mungkin pernah bersinggungan dengan mereka yang mengidap HIV, tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Mengenal dan mengetahui cara penyebaran AIDS itu sendiri menjadi benteng pertahanan diri dan juga dapat menolong mereka yang sudah terpapar.Â
Dunia memang akan hancur, kematian sudah pasti namun memberikan sedikit senyuman kepada mereka para pengidap AIDS sangat membantu mereka untuk bertahan hidup.
Salam sehat selalu.
Handy Pranowo
2.12/2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H