Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Polly

30 Oktober 2021   01:19 Diperbarui: 30 Oktober 2021   01:30 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Polly/pixabay.com

Penghuni di rumah ini biasa memanggil diriku dengan sebutan Polly, nama itu di sematkan kepadaku sejak aku di selamatkan dari dalam selokan ketika hujan deras mengguyur kota besar yang kumuh ini. 

Aku tak tahu kenapa mereka memberikan nama tersebut kepadaku dan anehnya aku selalu datang menyambut siapa saja apabila ada yang memanggil namaku. 

Di rumah yang sederhana ini aku tinggal sejak kecil, aku di rawat dan di beri makan meskipun tidak setiap hari, meskipun itu hanya sisa-sisa makanan yang mereka sajikan kepadaku dan biasanya mereka taruh di atas wadah kecil di luar pintu rumah.

Aku selalu patuh dan menuruti apa yang mereka katakan kepadaku meskipun sebenarnya aku tak mengerti bahasa dan kalimat yang mereka ucapkan. Aku hanya bisa membaca gerak tubuh mereka di tambah dengan naluri yang peka, insting yang di berikan oleh Tuhan kepadaku.

Aku tak pernah meminta lebih apalagi berharap hidup enak dan nyaman bersama penghuni rumah ini. Di sini jarang sekali aku mencium aroma ikan yang sedang di goreng ataupun daging yang tengah di rebus.

Sebenarnya apa saja yang di berikan penghuni rumah ini aku mau saja menerimanya tak pernah pantang tapi barangkali porsinya tidak pernah mencukupi isi perutku yang selalu merasa lapar. 

Bila orang-orang di rumah ini tengah asyik makan, aku duduk setia menunggu sampai mereka selesai makan bahkan seringkali penantianku berujung nihil.

Tak ada sedikit pun makanan yang di lemparkan kepadaku selain suara-suara gaduh yang terdengar di telinga dan aku sama sekali tak mengerti suara-suara apa itu selain kata Polly, Polly, Polly.

Aku tak pernah marah ataupun kesal bila tak ada makanan yang di berikan kepadaku, aku juga tak berani mencuri makanan apapun yang di taruh di atas meja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun