Angin bernyanyi di tengah lautan mengajak air laut menari-nari menggoyangkan pinggulnya yang licin berkilauan. Ikan-ikan telanjang berenang, samudera biru luas membentang dadanya mengkilap bagai pualam.Â
Dan di jantungnya tumbuh jalur-jalur pelayaran bagi para petualang yang mencari kabar, daratan dan palung terdalam. Sementara langit di atas pongah, jiwanya gagah memayungi samudera dengan hujan dan cahaya.
Burung-burung camar terbang di antara angin dan gelombang, mengitari tiang-tiang perahu layar. Senyum nelayan tersangkut pada jaringnya, mimpinya ikut berenang di bawa ombak ke tepian pantai.
Sedang aku di sini di antara tebing lautan yang jauh terselami terperangkap dalam arus gelombang yang kuat, membawaku terus ke kedalaman, aku simpan nafasku dalam-dalam dan aku bersila di dasar keheningan.Â
Aku menjadi karang-karang dan rumput laut. Bintang laut di dasar hatiku bersembunyi bersama kepiting-kepiting biru, ku jilati tubuhku, semakin asin semakin licin, tangganku memeluk cahaya dan lautan menjadi biru.
Oh Langit, leluhur laut yang Maha megah dan Maha perkasa ku serahkan jiwaku kepadamu. Oh angin dan gelombang ombak yang kuat, kepadamu segala hasratku melekat.Â
Handy Pranowo
12102021
Langit=Tuhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H