Sinar bulan menerangi malam.
Aku tafakur hilang kesadaran.
Antara langit dan bumi ragaku terikat Tuhan.
Aku tak mempunyai kekuatan.
Manusia sibuk mengejar nafsu.
Berlarilah ia sampai lupa jantungnya lemah berdegup.
Hatinya cemas, selalu cemas dan penuh ragu-ragu.
Sementara tak ada tenggang waktu, maut selalu tepat waktu.
Nabi-nabi datang dan pergi, menuntun manusia meraih cahayaNya.
Kehidupan laksana api sebentar menyala kemudian mati.
Yang tersisa hanyalah debu-debu, hilang di tiup angin berlalu.
Jaman hampir sampai di titik penghabisan.
Kerajaan-kerajaan manusia akan hancur.
Gemerlap kekuatan dunia luluh lantah tak berbentuk.
Kesombongan berakhir tragis, kemunafikan tak berbaju.
Kita telanjang memikul dosa-dosa datang kepadaNya hingga air mata tak berhenti jatuh.
Handy Pranowo
27092021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H