Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mereka Mati Terkunci

10 September 2021   23:07 Diperbarui: 10 September 2021   23:05 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi foto. pixabay.com

Bangun, bangunlah, ada api, ada api, ada api.

Serentak mereka terbangun, terkejut, mencari jalan keluar, berebut di depan jeruji pengap.

Mencoba meyelamatkan diri namun mereka terkunci.

Terkunci dari dalam, terkunci dari udara segar dan pasrah tubuh mereka di jilati api pelan-pelan.

Mereka hangus terbakar. Mereka mati terkunci. 

Oh sungguh sial, sungguh naas, di mana kepala penjaga, kami panik, panik di tengah kobaran api.

Penjara yang seharusnya menjadikan kami tempat belajar menyesali diri justru telah merenggut nyawa kami.

Adakah ada pembelaan. Apakah ini kelalaian.

Apakah ini takdir atau karma dari kejahatan yang kami perbuat hingga tewas terpanggang.

Atau suatu kekurangan dari sistem pengelolaan penjara di negeri ini yang telah usang.

Oh air mata yang kadung menetes, oh jerit tangis yang terus berkobar menyesal.

Sudah waktunya kita berbenah dalam hukum dan pemidanaan.

Penjara bukanlah tempat yang nyaman namun harus tetap di pikirkan para warga binaan.

Selayaknya sebab mereka juga manusia bukan binatang.

Ini pelajaran yang sangat berharga harus di tindak lanjuti segera.

Bukan lagi alarm apalagi lonceng yang mesti di bunyikan.

Namun tabuh genderang untuk segera kita selesaikan permasalahan pemidanaan dari hulu ke hilir.

Agar jangan terjadi lagi kasus naas seperti ini. Ini bukan takdir.

( Doa untuk mereka semua yang tewas dalam kebakaran di Lapas Tangerang semoga Tuhan menerima amal ibadahnya).

Handy Pranowo

10092021

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun