Lalat hijau selalu meludah, berbicara kasar, senang nemplok di mana saja tak punya aturan, memangnya aku apaan, najis ya.Â
Lalat hijau, cuih.
Dan pada sore hari yang mendung terdengar suara keributan di depan rumah, ternyata beberapa orang tetanggaku tengah bertengkar, seperti memperebutkan sesuatu dari dalam tong sampah berwarna biru tersebut.
Aku penasaran apa yang tengah mereka rebutkan, apakah ada lagi orang yang telah membuang puisi-puisi cinta di tong tersebut. Lalu ku beranjak dari tempat tidur, keluar rumah dan menghampiri mereka.
" Ini punyaku".
" Woi, ini bagian aku".
" Hey tunggu jangan di rebut, itu punya aku, aku yang mengambilnya pertama."
" Apaan sih, aku yang menemukannya kok".
Semua berebut, semua sibuk berebut, namun setelah dekat ternyata bukannya puisi-puisi yang mereka ributkan melainkan bagian tubuh seseorang. Oh sialan, ada kaki, tangan, kepala, mata hingga bagian jantungnya jadi rebutan.
" Hei tunggu, dia itu siapa kenapa kalian begitu ingin memiliki bagian tubuhnya". kataku sedikit berteriak.
" Dia ini orang yang telah membuang semua puisi-puisi cintanya ke dalam tong sampahmu bodoh, memangnya kamu tidak tahu". sahut salah seorang tetanggaku yang bernama Jumiran, badannya besar tampangnya seram.