Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dajjal

23 Agustus 2021   02:07 Diperbarui: 23 Agustus 2021   02:19 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di lambungku penuh dosa, keras kepala, bermuka dua.

Sengaja aku tak ingin membunuhnya.

Aku ingin memeliharanya, ku jadikan ia sebagai kata-kata.

Penuh racun, pengkhianatan, fitnah dan omong besar.

Aku adalah sipir dari penjara kehidupan, gampang di suap dan di jilat.

Jauh sebelumnya aku telah membakar isi kepalaku.

Aku tak perduli akal, akalku telah sedemikian mati di bunuh sangsi. 

Dan Tuhan telah memberikanku pesan, pesan singkat yang bisa kalian lihat.

Begitu juga Tuhan telah memberikan sebuah peringatan.

Aku kungkung jiwa kalian dalam kehidupan, ku lemparkan dalam kenikmatan berselimut duri.

Kebencian dan omong kosong akan ku bisikan secara halus dan lembut di telinga juga hati kalian di setiap pagi.

Dongeng-dongeng kewibaan, kejayaan masa purba, dunia yang megah dan paripurna akan ku sulap menjadi bencana, huru-hara.

Hutan-hutan dan lautan aku bakar, gunung-gunung api aku injak-injak, ku lempar laharnya ke muka kalian.

Gedung-gedung tinggi dan kemegahan aku bangun dari darah serta dosa-dosa, dunia begitu indah, begitu sempurna bukan? 

Manusia, oh manusia, butakah mata kalian, tulikah telinga kalian.

Anak-anak muda mati akan masa depan, orang tua mabuk penuh hayalan, mayat-mayat bangkit dari kubur lalu berperang.

Zaman telah sampai di detik terakhir dan aku begitu jumawa melihat kalian begitu banyak tertawa.

Ha, ha, ha, ha, ha, ha.

Oh Tuhan yang ada di langit, sudikah Engkau memperkenalkan aku lebih dekat kepada manusia.

Di lambungku penuh dosa, keras kepala, bermuka dua.

Sengaja aku tak ingin membunuhnya, aku ingin memeliharanya.

Aku Dajjal, aku tidak takut kepada siapapun juga.

Aku Dajjal, aku tidak takut kepada nabimu.

Aku Dajjal, aku tidak takut kepada rahim ibu yang melahirkan anak-anak durhaka.

Aku Dajjal, aku senang dengan orang tua yang memperkosa anak kandungnya.

Aku suka dan menikmati pertempuran para raksasa yang berkuasa.

Aku tertawa, uwha, ha, ha, ha, ha, ha, ha.

Handy Pranowo

23082021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun