Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selamat Jalan Cinta

10 Juli 2021   18:35 Diperbarui: 10 Juli 2021   18:39 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengarlah wahai angin yang dingin, aku akan menghangatkan tungku di hatimu setelah terbakar di musim hujan yang lalu.

Meskipun kelak aku adalah masa lalu bagimu sama seperti sekumpulan bayang-bayang kelam di hidupmu. 

Tapi barangkali hanya aku saja yang nanti akan mengunjungi ingatanmu sambil mencium kedua matamu yang tak pernah bisa membaca rupaku di tepian mendung kegalauan rindu yang terapung-apung

Atau di tengah hujan yang terik ketika basah menyelami makna cinta yang penuh berkabung.

Maka setelah ini masing-masing kita akan pergi mengunjungi takdirnya sendiri-sendiri, sibuk dengan waktu, sibuk dengan hari-hari yang penuh pilu.

Dan aku ingin belajar memahami segalanya tanpa meneteskan air mata, aku ingin tersenyum menatapmu pergi meski tanpa ucapan selamat tinggal pada hatiku yang kelak sepi sendiri.

Dan puisi ini sedikit saja bagi kepergianmu yang selama-lamanya, selamat jalan cinta.

Handy Pranowo

10072021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun