Aku berkata kepadamu, "adakah sebuah rahasia atau sebuah pertanyaan yang kita sembunyikan dari seluruh percakapan kita yang tidak karuan tadi sebab malam semakin dingin dan aku tak membawa jaket kecuali sebuah syal logo Persija, kamu tak mau kan bila aku di pukuli di sini?"
"Sementara ini tak ada, namun aku percaya semua kata-katamu bahwasanya kamu masih perjaka" katamu sambil menghabiskan air kopimu yang terakhir di cangkir.
"Baiklah, kalau begitu lalu dengan apa aku sampai di terminal Leuwi Panjang", kataku sambil melihat jarum jam yang ikutan beku tak mau bergerak.Â
"Kamu jangan ke sana malam ini, menginap saja di rumahku, ayah ibuku tak ada dan aku mempunyai satu kamar yang tak terisi buatmu".
"Bolos kerjalah sehari demi aku, sungguh kamu mirip sekali dengan kekasihku".
Tiba-tiba lagu sedih mengalun dari cerobong asap yang di penuhi kabut, hujan deras tiba-tiba menjadi gerimis, gerimis tiba-tiba menjadi sunyi dan sunyi menjadi air matamu yang tiba-tiba jatuh ke dalam cangkir kopimu yang telah habis.
"Aku harus pulang, bus terakhir jam sembilan malam, relakan kekasihmu yang pergi, narkoba memang jahat telah merenggut nyawanya tapi aku harap kau tak jadi pembunuh sebab ada benih yang tumbuh di rahimmu."
"Kuasailah dirimu jangan gegabah mengambil keputusan, ambilah cuti untuk kuliahmu, dan jujurlah kepada keluargamu."
Kartini tidak akan sanggup bila menjadi dirimu, namun Kartini mengajarkan kepada kamu bahwa Tuhan selalu ada buat hambanya dan beliau sangat percaya kepada pertolongan Tuhan.
Selamat tinggal Hany, aku percaya kamu mampu menghadapi hidupmu.
Handy Pranowo