"Di sini kau bisa lebih khusyuk ibadah puasa tak ada yang mengganggu, semua orang di kapal masing-masing toh."
Saya coba renungkan dalam-dalam semua perkataannya, petuahnya terus terngiang-ngiang di kepala selama bulan puasa kontrak pertama itu, sejak saat itu saya jarang menelpon ke rumah sebab cukup banyak juga biaya yang mesti di keluarkan.Â
Saya taraweh sendiri, saya mengaji sendiri di kabin, di samping itu saya juga mesti belajar menahan hawa nafsu sebagai lelaki yang normal dan beristri pula.
Terlebih saya seorang florist di kapal pesiar yang mesti mobile cek bunga rangkaian dan tanaman di tiap-tiap sudut kapal. Malahan waktu kontrak kedua kebetulan pas bulan puasa ada beberapa orang yang di katakan sebagai kaum nudis ikut berlayar di kapal. Mereka memesan beberapa kamar dan juga memesan satu ruangan khusus buat mereka.Â
Kebetulan juga mereka memesan satu rangkaian bunga besar kepada saya. Benar yang di katakan "bapak tua" itu, di kapal lebih banyak godaannya daripada di darat.
Sudah bertahun-tahun masa itu lewat namun sangat berkesan dan berbekas di hati saya. Pelajaran yang sangat berharga dan berguna bagi diri saya kelak. Bila datang ramadan saya tidak pernah repot-repot atau ingin ini, ingin itu untuk makanan sahur dan berbuka puasa, apa yang disediakan istri ya itulah yang saya nikmati.Â
Bersyukur dan selalu bersyukur dengan apa yang ada. Selalu mawas diri, menjaga hati untuk tetap bisa bertahan dari godaan hawa nafsu yang menggelincirkan. Dan bulan ramadhan inilah waktunya untuk belajar melampaui keinginan diri kita sendiri. Selamat menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan.
Handy Pranowo
13042021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H