Ibadahmu hari ini apa gunanya, sedangkan kamu tetap asyik bergunjing mengolok-olokkan orang lain
serta memperlihatkan auratmu dan kamu senang dengan taruhan-taruhan, pujian-pujian terhadap dirimu.
Kamu ciptakan berhala-berhala di kepalamu, Latta dan Uzza, harta dan kuasa.
Kamu terlalu sering memikirkan surga hingga asyik mencela orang lain dan mengkafirkan yang tidak seaqidah.
Kamu terlalu sibuk dengan aturan-aturan tapi luput hakikat yang sebenarnya.
Sahabat-sahabat nabi lebih sering takut kepada neraka daripada membayangkan nikmatnya surga.
Tetapi kita sedikitpun tak pernah takut api neraka justru memimpikan anggur surga serta bidadari berwajah tampan.
Namun sayangnya kita jarang beribadah, suka mencuri harta negara, merampok, membunuh, suka mengejek orang yang beda agama, beda penafsiran di katakan sesat.Â
Mengebom gereja, merusak masjid, menghardik anak yatim, memperkosa anak kandung, membuang anak sendiri, tidak sadarkah kita lebih jahiliyah di bandingkan orang-orang terdahulu.
Bencana-bencana datang, gempa bumi, tanah longsor, gunung api, banjir bandang, peperangan, penyakit menular tidakkah kita pernah berpikir bahwa itu adalah akibat atas keserakahan dan ketamakan manusia di dunia.
Sebuah peringatan, agar kita sadar tetapi nyatanya.
Kita tidak pernah memikirkan Tuhan, tidak pernah memikirkan para nabi, tidak pernah memikirkan orang-orang syahid yang pernah berjuang dengan doa-doanya agar sampai hari ini kita bisa hidup.
Kita telah jauh dari apa yang di harapkan Tuhan, dari apa yang di inginkan nabi dan dari segala yang di mimpikan para syahid.
Kita susah di ajak bekerja samanya lebih sering foya-foya.
Handy Pranowo
07042021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H