Bagaimana caranya agar aku bisa tidur cepat malam ini.Â
Aku sudah hitung jumlah kambing sampai seribu, jumlah sapi hingga seribu lima puluh satu, jumlah tikus, jumlah cicak hingga jumlah semut-semut yang mengangkut buku-buku puisiku dari dalam lemari.
Aku belum juga bisa tidur.
Katanya minum susu hangat, tetapi istriku sudah tidur, katanya baca istighfar, sholawat namun yang ku tahu sudah lebih dari seribu lima puluh satu.
Baca doa tidur, al fatihah, surat yasin atau baca doa-doa apa saja yang kamu bisa atau berwudhulah lalu tahajud.
Baca Al-Quran.
Oh Tuhan, aku ingin tidur.
Aku sudah gosok gigi, cuci muka, aku tidak ngopi, tidak juga merokok.
Katanya matikan saja lampu kamar.
Lampu gelap, aku takut bayangan itu muncul.
Lampu terang, jelas istriku bisa mengamuk.
Lampu setengah gelap setengah terang adakah yang jual sebab redup justru membuatku ingin menulis, menulis apa saja yang muncul dari kepalaku.
Atau apa saja yang di bisikkan di telingaku.
"Kamu Schizophrenia?"
"Bukan, tetapi kawanku iya"
"Kamu menderita Bipolar?"
"Tidak, tetapi tetanggaku iya".
"Kamu Insomnia?"
"Hmm kalo itu aku tak tahu."
Adzan subuh terdengar bertabrakan dengan suara peluit panjang kereta api di perlintasan tanah kusir.
Angin subuh mengelus tubuhku, tubuh kambing, tubuh sapi, tubuh cicak, tubuh tikus juga tubuh semut-semut yang kini tertidur setelah menghabiskan buku-buku puisiku.
Lalu istriku terbangun, "Sudah sholat subuh belum?"
Handy Pranowo
07042021
Kebayoran Lama
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H