Lampu terang, jelas istriku bisa mengamuk.
Lampu setengah gelap setengah terang adakah yang jual sebab redup justru membuatku ingin menulis, menulis apa saja yang muncul dari kepalaku.
Atau apa saja yang di bisikkan di telingaku.
"Kamu Schizophrenia?"
"Bukan, tetapi kawanku iya"
"Kamu menderita Bipolar?"
"Tidak, tetapi tetanggaku iya".
"Kamu Insomnia?"
"Hmm kalo itu aku tak tahu."
Adzan subuh terdengar bertabrakan dengan suara peluit panjang kereta api di perlintasan tanah kusir.
Angin subuh mengelus tubuhku, tubuh kambing, tubuh sapi, tubuh cicak, tubuh tikus juga tubuh semut-semut yang kini tertidur setelah menghabiskan buku-buku puisiku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!