Menyepi melepas sendi-sendi kehidupan, membiarkannya larut untuk sementara waktu.
Dan hari ini aku tidak ingin menulis puisi, aku hanya ingin memeluk angin dan mendekap jantungku sendiri.
Ku tutup semua pintu, namun ku buka pintu hati dan ku kosongkan dari segala iri dan dengki.
Tak ada yang ku ingat, tak ada yang ku damba kecuali kecupan Sang Hyang Widhi di atas kepala.
Ku lerai bisik-bisik ranting yang gemericik ku tambatkan segala gelisah, segala nafsu belaka.
Ku nikmati ketiadaan, ku rasakan nikmat keberkatan, nyatanya hati butuh refleksi agar tercipta hubungan yang harmoni.
Duhai Ida Sang Hyang Widhi, apa yang telah nyata, apa yang telah kau tetapkan kepada kami biarkanlah kami jalani.
Sebagai amanat hidup bersama, semeton dalam raya semesta ciptamu yang paripurna.
Menyepi melepas sendi-sendi kehidupan, membiarkannya larut untuk sementara waktu.
Dan hari ini ku tiadakan aku, ku biarkan diriku melebur bersamamu di puncak sepi yang paling tinggi.
Duhai Ida Sang Hyang Widhi, rengkuh aku, lepaskan belenggu hawa nafsu ditengah udara yang semakin kotor akan ketamakan, keserakahan.
Ku tutup semua pintu, kumatikan semua lampu dan ku biarkan nyala api di hatiku membakar dosa-dosaku.
Handy Pranowo
12032021
Selamat Hari Raya Nyepi 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H