Di Instagram aku menaruh fotoku saat liburan dan makan malam di sebuah restoran, orang-orang bertanya ini lagi di mana?
Dan yang lainnya berkata, wah asyik ya jangan lupa oleh olehnya.
Namun di sebelah sana orang-orang menyeberangi sungai tanpa jembatan dan anak-anak bergegas berlari menuju sekolahnya yang hampir rubuh.
Aku diam saja tetap asyik menaruh lagi fotoku saat liburan dan jamuan makan malam di sebuah restoran.
Sementara di ujung sana foto-foto para lelaki touring dengan sepeda motor dan atribut-atribut mewahnya, di pojok sana para milenial asyik bersepeda di jalan raya ibu kota.
Dan mereka bilang seharusnya seperti inilah ibu kota, minim polusi, mari kita bersepeda ria.
Sementara foto lainnya sekedar gosip tentang artis yang terlibat narkoba dan yang lagi viral foto pejabat yang katanya arif bijaksana nyatanya mau juga di suap makan duit haram.
Asal jangan mengandung babi atau makanan basi duit suap sih pasti enak di kunyah.
Aku sih cuek saja sambil menaruh lagi fotoku di Instagram tentang sebuah liburan dan jamuan makan di restoran.
Oh, ternyata pandemi masih ada, ternyata bencana alam masih melanda.
Oh, ternyata vaksin covid19 sudah tersedia.
Oh, ternyata sebentar lagi mau puasa.
Terus kapan anak-anak kembali ke sekolah? Aku lihat di berita ada yang meninggal karena kecanduan game.
Kalo begini siapa yang salah sedang kebenaran masih menjadi tanda tanya?
Tak lama aku buka lagi Instagram milikku, ada yang komentar lagi, wah udah enak ya hidup lu! jangan lupa bagi-bagi rejeki sama gua yang lagi susah.
Aku sih cuek saja tanpa membalas komentarnya dan ku posting lagi liburanku yang lain serta makan siang di restoran tradisional di luar kota.
Sedang di luar sana UU ITE masih menjadi dilema dan seorang mantan presiden kini semakin gencar menjadi berita, rencana investasi miras menjadi amarah sebagian masyarakat Indonesia dan prostitusi online semakin marak merajalela.
Anak-anak gadis semakin banyak melapor ke kantor polisi karena di perkosa oleh ayahnya.
Sementara gadis yang lainnya asyik joget tiktok memperlihatkan aurat.
Aku sih cuek saja sambil ku posting lagi foto liburanku bersama motor vespa kesayanganku.
Hingga akhirnya aku bertanya kepada Tuhan apakah aku salah memposting foto liburan ku di Instagram.
Aku bukan siapa-siapa dan memang bukan siapa-siapa.
Aku hanya ingin menikmati hidup tanpa menimbulkan fitnah dan rasa iri kepada yang lainnya.
Maka ku hapus semua foto-foto liburan ku di Instagram, aku ingin menghindari keramaian gunjingan.
Dan kini aku tenang.
Handy Pranowo
02032021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H