Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terima Kasih Tuhan

12 Januari 2021   13:19 Diperbarui: 12 Januari 2021   13:36 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika malam datang rindu terbang berhamburan keluar dari hatiku bagai lampu kunang-kunang.

Bulan nampak bersolek di bibir penyair lalu rebah di taman kota di antara sajak-sajak yang kering.

Seluruh ingatanku di dahan waktu mengelupas haru biru mengamini perjalanan  panjang yang semakin rapuh.

Aku berdoa untuk semuanya, bagi siapa saja, samudera dan semesta dan aku bukan siapa-siapa.

Tanganku penuh debu namun ingin ku peluk dirimu, kematian yang telah lama menunggu.

Inilah aku dengan sajakku yang merentang menunggu terkubur dalam pusara waktu, ku harap kau mau membacanya sebelum kalian tinggalkan aku  

sendiri memetik bunga-bunga di taman yang dulu pernah pertemukan Hawa dan Adam.

Dan pada hari itu, aku adalah merah, aku adalah tanah, aku adalah kebekuan yang di selebung doa-doa dan amarah.

Untuk sajak ini dan semua rindu ku persembahkan bagi kalian serta Tuhan yang telah sabar menuntun hingga sejauh ini

aku berjalan. Terima kasih Tuhan.

Handy Pranowo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun