Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Melebur dalam Keperihan

2 November 2019   23:11 Diperbarui: 2 November 2019   23:17 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku terjebak dalam sebuah peristiwa di mana aku hanyalah kata-kata tanpa titik koma.

Terkurung tanpa pelukan yang dapat membuatku tenang.

Gelombang jiwaku meronta menarik luka ke tepian.

Ingatanku mengelupas menunggu untuk di gugurkan.

Gairahku kosong tanpa bunga-bunga kerinduan.

Dan aku di cecar ribuan pertanyaan tentang jalan, kabut dan hujan.

Oh mendung yang terpapar kebisuan, oh bunga-bunga dengan kelopak kabut kelam.

Jiwaku lara menanti percikan hujan sebab telah kering dan hampir saja terbakar.

Maka angin malam datanglah bawalah semesta tangis yang terkumpul dalam benak.

Leburkanlah aku dalam segala keperihan hingga yang ada tak lagi nyata kecuali kematian.

Selongsong harapan dengan peluru-peluru nasib yang tak pernah di untungkan biarkanlah meletus.

Aku hanya ingin bersatu dengan sang pencipta menuju jalanNya yang lurus.

Kebayoran Lama

2/11/2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun