Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Waktu

30 September 2019   00:02 Diperbarui: 30 September 2019   00:14 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi.pixabay.com

Entah kemana waktu meluncur, apakah menyelami gelombang lautan ataukah menyusuri pematang langit bersilang bintang. Begitu cepatnya waktu datang dan menghilang.

Ribuan waktu telah menyeret arus jaman menyempal di dalam ruang-ruang yang berpeluh romantika, mengajari kita untuk menangis dan tertawa mengkhidmati berbagai peristiwa.

Namun kemana perginya waktu adakah ke suatu tempat yang kita anggap jauh ataukah melebur bersama debu-debu kosmik di belantara kalbu, ataukah larut di secangkir kopi yang habis di seruput.

Aku belum sempat menanyakannya dan waktuku telah habis di lumat bayang-bayang jam dinding yang detiknya tak lagi bergerak maju. Aku telah tertinggal jauh oleh waktuku sendiri.

29 September 2019

Kebayoran Lama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun