Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ada Asap di Sini, Ada Asap di Sana

14 September 2019   00:14 Diperbarui: 14 September 2019   00:32 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada asap di sini, ada asap di sana, ada asap di hutan, ada asap di saku celana, ada asap di lemari baju, ada asap di kebun-kebun, ada asap mengepul jauh tutupi rumah dan halamanku.

Kebakaran, kebakaran, kebakaran, kebakaran. Hutanku kebakaran. Lahan gambut kebakaran. 

Di sana tutup hidung, di sini tutup mulut, di sana tutup telinga, pura-pura diam, pura-pura tak tahu. Ada permainankah, atau bencana alam kemarau panjang.

Oh Tuhan, kabut asap memanjang bagai halimun pekat di perbukitan, hutan terbakar demi lahan baru di buka serampangan, mata kami perih, dada kami sesak apa daya hamba tak kuat menahan gempuran.

Ada asap di sini, ada asap di sana, ada asap mengepul di saku pemilik lahan, hore-hore lahan baru siap di garap, kabut asap biar rakyat yang hisap. 

Kamu di mana tuan, kami butuh bantuan. Aku di sini tak dapat bergerak susah ke mana-mana, pengap, megap-megap. Anak-anak tak dapat sekolah, ibu-ibu tak dapat masak sebab di luar asap tebal menutupi jarak. 

Mata kami perih sulit melihat, batuk-batuk mulai menyerang, iritasi kulit dan tenggorokan. Rumah sakit di mana kok tak nampak, rumah sakit pula di penuhi asap, kami mesti berobat, kamu butuh dokter dan perawat. 

Kabut asap kebakaran hutan harus cepat di atasi, lahan gambut kawasan produksi harus di batasi jangan seenaknya sendiri. Cepat tuan, jangan lamban sudah sering begini dan terus-terusan. Kami muak, kami sudah sangat bosan.

Ada asap di sini, ada asap di sana, ada asap di mana-mana menyelimuti Indonesia. Ayo cepat di atasi jangan sampai kami mati sia-sia.

13 September 2019

Kebayoran Lama

Untuk saudaraku yang terkena dampak kabut asap.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun