Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan Belum Juga Datang

2 September 2019   22:04 Diperbarui: 2 September 2019   22:13 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan belum juga datang, tanah kekeringan akan harapan, segalanya tandus, akar-akar pohon menjalar lamban, rumput-rumput berubah warna kecoklat-coklatan.

Angin kering kemarau membawa debu-debu berterbangan, menempel di dinding-dinding rumah dan sebagian masuk ke dalam pikiran. Orang-orang gelisah menggali tanah mencari sumber air yang tak lagi melimpah.

Hujan belum juga datang, tanah-tanah retak menganga bagai mulut-mulut yang kehausan tak ada air yang di serap kecuali embun yang tak cukup memuaskan hasrat. Segalanya layu, merunduk lemas.

Oh adakah mendung kan datang bersama kilat hantarkan percik-percik hujan ataukah kemarau panjang akan terus melanda sampai sungai-sungai mengalirkan air mata. 

Tengoklah gembala meneduh kehausan getir dalam penantian kapan hujan akan datang. 

02 September 2019

Jakarta Selatan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun