Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mudik

3 Juni 2019   23:19 Diperbarui: 3 Juni 2019   23:24 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mbok e, pak e aku datang mengetuk pintu rumahmu yang pernah ku tinggalkan, segenap rindu, segenap hasrat diriku ingin segera bertemu dan memeluk kalian  merapatkan segala apa yang pernah jauh, meneteskan air mata rindu.

Mbok e, pak e, begitu panjang jalan terentang, mengusap kenangan-kenangan yang berjejer di  setiap jalan. Bahkan telah ku bertahan di segenap cuaca siang dan malam mengorbankan segala demi sebuah kehidupan yang mapan.

Di kota-kota besar ruang udara selalu saja sesak bagi paru-paru yang rindu akan makna pulang. Pulang ke kampung halaman di mana lembaran-lembaran cerita bagai deru angin yang memanggil-manggil untuk datang.

Dan kini aku telah sampai langsung ku cium bau bawang goreng dan opor ayam yang keluar dari dapur kayu bakar. Ada kehangatan yang tak pernah bisa di bayar dengan apapun selain pulang.

Handy Pranowo

3mei2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun