Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Yang Telah Pergi

18 Oktober 2017   00:00 Diperbarui: 18 Oktober 2017   00:55 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sementara dirimu hanyalah bentang cakrawala yang terlampau panjang menyimpan dendam, 

dendam kepada matahari, dendam kepada pelangi, dendam kepada warna senja yang tak pernah bisa kau cungkil artinya.

Maka biarkanlah ini waktu terakhir aku menikmatimu sebagai seseorang yang penuh rindu setelah kata-kata kematian ku bisikan di telingamu, 

bagiku ini cara yang paling sederhana meski ku tahu telah terlambat sebab kulihat tak nampak dirimu di surga.

Surga! Surga yang pernah kau rancang dan tak pernah selesai sampai sekarang.

Kamu, benar-benar telah mati dalam hidupku kini.

20170927

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun