Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ku Pinang Kamu Setelah Lebaran Kuda

24 November 2016   13:32 Diperbarui: 24 November 2016   13:37 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin nanti setelah tak ada lagi perdebatan sengit tentang pakai dan tidak pakai,

atau mungkin nanti setelah lewat tanggal mainnya orang-orang berjubah putih turun ke jalan 

sebab ku takut kamu nanti ikut terbunuh. Lihatlah orang-orang di sana terlihat kasar dan angkuh, 

yang ku tahu orang-orang yang pasti mendekatkan diri kepada Tuhan akan bertindak lebih arif dan santun.

Tapi tenanglah mereka pasti juga tahu aturan,

seperti kita sayang dalam berpacaran 

tahu yang mana mesti di pegang, tahu yang mana tak boleh di pegang.

Lalu janganlah risau semua akan baik-saja sesuai yang kita impikan.

Lebaran kuda sebentar lagi datang setelah pawai demonstrasi usai, 

setelah mbah kakung tahu jalan pulang. Aku pasti meminangmu dengan mas kawin batu akik kecubung.

Tanpa seperangkat alat sholat sebab sholat tidak memakai alat, sholat memakai hati maka berdirilah 

semenjak kamu hidup di sini dan berdoalah agar janji suci kita terpuasi.

Dan nanti sambil menaiki kuda putih ku antar kamu ke altar pernikahan, tanpa hiasan panggung bebungaan,

tanpa cumbu rayu para penyair-penyair galau. 

Dan ingatlah kekaguman ku kepadamu, kagum bagaimana kamu bisa menempatkan sesuatu 

yang mana mesti di diskusikan berdua atau yang mana mesti di umbar menjadi komedi ke tengah suasana.

Tapi percayalah sayang, setelah lebaran kuda nanti aku akan meminangmu seperti halnya orang tua kita dulu.

Dan banyak-banyaklah berdoa agar kita tidak berpisah, agar juga negara ini tetap bersatu.

Sebab bahaya nantinya bila yang kita takuti terjadi, kamu di Sumatera aku di Jawa.

Pastinya akan membuat susah kalo negeri ini terpecah belah.

handy pranowo
181116

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun