Tak lama terdengar teriakan seorang wanita keluar dari lorong kerumunan pasar, orang-orang mulai gaduh, ada yang tertawa ada juga yang menghina. Nampaklah perempuan tanpa busana berjalan dengan tatap mata penuh luka, ia terus berteriak memanggil sebuah nama entah siapa yang di panggilnya. Kemudian seorang lelaki tua di depan toko penjual kain menghampirinya lalu membisikan sesuatu di telinga perempuan itu entah apa yang telah di katakannya perempuan tanpa busana itu pun berhenti berteriak. Lalu dengan tenang lelaki tua itu memberikan sehelai kain panjang kepadanya.
 Sebuah peristiwa yang membuat kita terkesima maka kita hampiri lelaki tua tadi hendak menanyakan apa yang telah di bisikan kepada perempuan itu hingga terdiam.
"Wahai tuan, kita datang dari negeri jauh mengembara hendak mencari di mana Tuhan namun baru saja kita melihat sebuah peristiwa yang menggugah hati barangkali tuan mau berbagi, kata apakah yang telah tuan bisikan kepada perempuan itu hingga berhenti berteriak."Â
Lelaki tua itu pun menjawab, " Aku hanya katakan kepada perempuan itu berhentilah berteriak dan janganlah telanjang di jalan, malu sama Tuhan "
"Lalu kalau begitu apakah tuan tahu di mana Tuhan berada? "Â
Lelaki tua itu pun terdiam sambil menatap kedua bilah pedang yang terselip dalam saku pinggang kita kemudian lelaki tua itu berkataÂ
"Kalian mencari Tuhan sambil menenteng pedang lalu di mana perbekalan kalian " tanya lelaki tua itu.
"Maksud tuan apa ? "
Lalu ia kembali berkata "Bagi pemuda seperti kalian dengan kaki dan tangan yang masih gagah perkasa apakah perlu pedang itu ada sementara perbekalan kalian hanya di simpan untuk kebutuhan kalian saja "
"Pedang ini untuk berjaga-jaga tuan sebab kita pengembara khawatir di tengah jalan ada yang mengganggu atau ada hewan buas yang hendak menerkam "
"Baiklah kalau begitu, kalian berjalanlah terus lurus ke depan, jangan berbelok ke kiri atau ke kanan dan jangan sekali-sekali pernah menengok ke belakang, tanggalkan pedang dan sisakan sedikit perbekalan bagi kalian, selebihnya berikanlah kepada setiap orang lemah dan fakir di sudut-sudut jalan. "