Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Surat Al-Fatihah ( Bag. 1 )

24 September 2014   05:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:45 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surat Al-Fatihah merupakan surat yang seringkali kita baca dan bahkan surat yang sangat kita hapal betul sebab di dalam shalat seringkali kita membacanya, sabda Rasulullah saw, yang menyatakan bahwa shalat seseorang tidak sempurna apabila ia tidak mengucapkan atau membaca surat Al-Fatihah.
Bisa kalian hitung pula dalam sehari ini berapa kali anda membaca surat Al-Fatihah dan kemungkinan juga anda telah menghapal arti dari ayat tersebut.

Nama Fatihah yang di berikan kepada surat ini ada juga tercantum dalam nubuatan Perjanjian Baru.

" Maka aku lihat seorang malaikat yang gagah turun dari langit di selimuti awan dan suatu pelangi di kepalanya dan mukanya seperti matahari dan kakinya seperti tiang api dan di tangannya sebuah kitab kecil yang terbuka, maka kaki kanannya di pijakkannya ke laut dan kaki kirinya ke darat, maka berteriaklah ia dengan nyaring suaranya seperti auman singa, dan tatkala ia berteriak maka ketujuh guruhpun membunyikan masing-masing ". ( Wahyu 10. 1-3 )

Kata dalam bahasa Ibrani untuk " terbuka " ialah Fatoah dan dalam bahasa arab Fatihah.

Surat ini mempunyai beberapa nama yang begitu terkenal dan masyur yang di ambil dari Quran Karim dan Hadits Rasulullah saw.

1. Fatihatul Kitab, yakni dalam Al-Quran di perintahkan untuk meletakkannya di permulaan sekali, dan ia adalah sebagai kunci dari tujuan-tujuan ayat Al-Quran karena dengan perantaraannya maksud-maksud Quran Karim akan terbuka.

2. Surat Alhamd, yakni surat ini menerangkan hubungan manusia dan Tuhan dari awal permulaan di ciptakan hingga mencapai kemajuan-kemajuan yang luhur.

3. Asshalat, yakni di dalamnya di ajarkan doa yang amat sempurna yang tidak ada misalnya di manapun.

4. Ummul Kitab, yakni di dalamnya di terangkan segala macam ilmu pengetahuan yang akan di hadapkan kepada manusia, yaitu yang menyebabkan turunnya Quran Karim adalah doa-doa yang tersimpan dalam Fatihah.

5. Ummul Quran, yakni di dalamnya di terangkan segala macam ilmu yang ada sangkut pautnya dengan wujud manusia.

6. Sabal-matsani, yakni tujuh ayat yang akan di baca berulang-ulang, ini berkaitan dengan seringnya kita akan membaca surat ini di dalam shalat.

7. Quran Azhim yakni meskipun dia di katakan Ummul Kitab dan Ummul Quran dia tetap bagian dari Quran Karim.

8. Syifa, yakni surat penyembuhan karena di dalamnya ada tangkisan untuk segala macam was-was dan syakwasangka yang timbul dalam hati manusia tentang agama. atau sebagai penawar ( jampi ) yang dapat memelihara manusia dari serangan setan serta dapat memberikan keteguhan hati bagi pembacanya.

9. Surat ul kanz, yakni pembendaharaan karena di dalamnya mengalir sumber ilmu pengetahuan atau dalam peribahasa Al-Fatihah ini seperti " Lautan di masukan ke dalam kendi "

***

Jika kita perhatikan surat Al-Fatihah terbagi antara AKU ( Tuhan ) dan hamba-hamba Ku dan mereka yang mendoa serta mengamalkan surat ini pastilah Ku terima dan Ku wujudkan kehendak mereka.
Jadi berdasarkan firman Tuhan ini maka surat Al-Fatihah ini terbagi atas dua bagian yaitu bagian pertama mengenai Tuhan dan bagian kedua mengenai insan.

Surat ini merupakan "dialog" antara Tuhan dan manusia.

Tuhan : Alhamdulillahi ( Segala puji bagi AKU ( Allah) ).
Manusia berdoa : Iyyaka na'budu ( Kepada Engkaulah kami menyembah ).

Tuhan : Rabbil Alamin ( Tuhan semesta alam, " mengatur, menciptakan, memelihara,menjaga, mendidik, dan menyempurnakan sesuatu" ).
Manusia berdoa : Iyyaka nasta'in ( Kepada Engkaulah kami memohon pertolongan ).

Tuhan : Ar Rahmanir Rahim ( Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang ).
Maliki yaumiddin ( Yang memiliki " AKU Raja " hari pembalasan ).

Manusia berdoa : Ihdinas siratal mustaqim ( Tunjukilah kami jalan yang lurus ).

Siratal lazina an'amta alaihim gairil magdubi alaihim wa laddallin ( yaitu jalan orang- orang
yang telah Engkau beri nikmat atas mereka dan bukan jalan orang-orang yang di benci dan juga bukan jalan orang-orang yang sesat.

***

Keringkasan Tujuan Yang Terkandung Dalam Surat Al-Fatihah.

Tujuan-tujuan yang terkandung dalam surat Al-Fatihah seperti yang nyata dari namanya adalah sebagai PENDAHULUAN dari Quran Karim. Maksud-maksud dari Quran Karim ada di terangkan di dalamnya secara ringkas, supaya orang yang membaca sejak semula dapat memahami maksud-maksud Quran secara keseluruhannya.
Mula-mula dengan Bismillah, dengan ini nyata bahwa :

1. Seorang muslim yakin akan adanya Allah Ta'ala.

2. Dia yakin pula bahwa Allah Ta'ala bukan hanya sebagai " sebab pertama " dari terjadinya dunia ini melainkan juga gerak-gerik dunia berputar semata-mata menurut perintah dan isyaratnya. Sebab itu bantuan dan pertolonganNYA sangat di butuhkan. ( di isyaratkan dengan Bismillah )

3. Allah Ta'ala bukan hanya sebagai kekuatan yang tersembunyi, bahkan Dia mempunyai wujud yang tertentu dan mempunyai nama yang tertentu serta bersifat dengan macam-macam sifat. ( di isyaratkan dengan Ar-Rahmanir Rahim )

4. Allah Ta'ala itu adalah sumber dari semua kemajuan. Semua bahan-bahan yang di pergunakan untuk kemajuan dunia ini semuanya adalah di genggamanNYA. ( di isyaratkan dengan Ar-Rahman )

5. Di jadikannya manusia ini untuk kemajuan-kemajuan yang luhur. Bila manusia mempergunakan bahan-bahan yang di jadikan Allah Ta'ala itu dengan jujur dan sewajarnya maka pekerjaannya itu akan membuahkan hasil yang amat memuaskan yang menyebabkan dia (manusia) berhak lagi menerima persenan hadiah yang tiada putusnya. ( di isyaratkan dengan Ar-Rahim )

6. Dalam semua perbuatanNYA nampak ada kesempurnaan dan keharmonisan. Dia bersifat dengan segala kebesaran. Dia memiliki semua pujian karena selain daripadaNYA segala yang ada ini semuanya adalah buatanNYA. ( di isyaratkan dengan Alhamdulillahi rabbil alamin )

7. Tiada suatu bendapun selain dari Allah Ta'ala yang permulaan dan kesudahannya sama, bahkan selain daripada NYA semua benda yang ada ini tentu di mulai dari keadaan lemah, hina, rendah lalu barulah sampai kepada kesempurnaanya dengan memalui evolusi perkembangan secara berangsur-angsur, sedikit demi sedikit. Jadi Allah Ta'ala itu adalah Khaliq dari seluruh benda dan tiada satupun benda yang terjadi dengan sendirinya. ( di isyaratkan oleh Rabbil Alamin )

8. Dunia ini adalah sebuah dunia yang beraneka warna dan berbagai macam coraknya. Dunia ini mempunyai beribu-ribu macam cabang, macam tabi'at dan bakat. Sebab itu untuk memahamkan dan mengertikan seseuatu barang haruslah di perhatikan dan di selidiki terhadap jenis barang itu sendiri, tidak akan dapat dengan menyelidiki jenis benda lain. Perlakuan Allah Ta'ala terhadap sesuatu jenis adalah menurut perbedaan bakat jenis itu sendiri. Jadi di dunia ini, kalau ada kelihatan perbedaan atau perlainan itu adalah karena perbedaan situasi dan keadaan sesuatu benda itu, bukan karena aniaya dan bukan karena kurang dapat perhatian. ( di isyaratkan dengan Rabbul Alamin )

9. Sebagaimana Allah Ta'ala kelihatan nyata jadi Khaliq dari wujud yang mempergunakan, begitu pulalah nampak nyata Dia jadi Khaliq dari benda-benda yang di pergunakan. Sebab itu tiap benda tiap saat membutuhkan pertolonganNYA. ( di isyaratkan dengan Ar-Rahman )

10. Kemudian, sebagaimana Allah Ta'ala jadi Khaliq dari wujud-wujud dan bahan-bahan yang akan di pergunakan oleh wujud-wujud itu, demikian pulalah Dia mempunyai kekuasaan dan pengaruh atas hasil-hasil yang terjadi setelah di pergunakannya bahan-bahan tadi.
Umpamanya Dia menjadikan manusia dan Dia juga yang menjadikan bahan makanan yang di perlukan untuk hidupnya manusia itu. Kemudian baik dan buruknya darah yang terjadi setelah mempergunakan makanan itupun terjadi dengan hukum dan perintahNYA juga. ( di isyaratkan dengan Ar-Rahim )

11. Kemudian Allah Ta'ala menetapkan suatu aturan mengenai ganjaran dan hukuman. Yakni, tiap-tiap wujud menurut keadaan masing-masing tentu pada suatu hari akan menyaksikan hasil dari keseluruhannya buruk baiknya perbuatan mereka. Artinya yang pertama ialah hasil sementara tiap-tiap perbuatan banyak sedikitnya, tentu akan kelihatan pada waktu itu juga. Yang kedua hasil penghabisan yaitu hasil yang kelihatan dari akibat keseluruhan perbuatan-perbuatan itu.
Ringkasnya, Allah Ta'ala bukan saja mengadakan suatu aturan, yaitu tiap-tiap perbuatan ada akibatnya yang di isyaratkan dalam kata Rahim, bahkan Dia juga mengadakan suatu aturan yang lain, yaitu suatu keseluruhan perbuatan itu akan mengakibatkan suatu hasil keseluruhan pula yang lantarannya ini Allah Ta'ala di sebutkan Maliki Yaumiddin.

12. Ringkasnya, Wujud Yang Beginilah yang berhak untuk di puja-puji dan yang patut di adakan perhubungan cinta terhadap NYA. ( ini di isyaratkan dengan Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in )

13. Kemudian di nyatakan bahwa kemajuan manusia tergantung kepada dua hal. Yaitu, yang pertama amal badan dan kedua amal hati yang di maksud amal hati ialah pikir, ciptaan, kepercayaan, kemauan dan sebagainya.
Perbaikan kedua-duanya adalah penting dan perbaikan ini tanpa pimpinan Allah Ta'ala tidak mungkin. ( di isyaratkan Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in )

14. Kemudian di terangkan, bahwa Dia menpunyai keinginan sendiri untuk pertemuan dengan hamba-hamba NYA serta untuk kebahagian mereka. Yang di perlukan hanyalah, manusia itu hendaknya memperlihatkan minatnya terhadap Allah Ta'ala dan harus memohon pertolongan kepada NYA untuk pertemuan itu. ( di isyaratkan dengan Ihdinashshiratal mustaqim )

15. Kemudian di nyatakan, bahwa menurut lahirnya banyak sekali nampaknya jalan-jalan yang dapat menyampaikan manusia kepada Allah Ta'ala itu. Akan tetapi hanya dengan mengetahui jalan saja tidak cukup yang penting ialah hendaknya jalan itu harus yang seringkas-ringkasnya supaya jangan hendaknya manusia binasa saja di jalan sebelum sampai kepada yang di tuju. ( di isyaratkan dengan Siratal mustaqim )
Jalan itu hendaknya terkenal dan sudah banyak orang yang dapat bertemu dengan Tuhan, dengan menempuhnya supaya segala macam rintangan di pertengahan jalan dan cara mengatasinya lebih dahulu dapat di ketahui dan dapat bersedia-sedia. Gunanya ialah hati akan tenteram dan tidak timbul putus asa, serta selamanya dapat bantuan dari teman-teman seperjalanan yang baik. Jalan beginilah yang harus di minta kepada Allah Ta'ala. ( di isyaratkan dengan Sirathalladzina an'amta 'alaihim )

16. Kadang kala oleh karena sudah mendapat kemajuan dalam hati timbul perasaan takabur dan congkak-angkuh, yang menyebabkan binasanya manusia itu. Kita harus hati-hati dari keadaan yang demikian. Kemajuan iitu janganlah hendaknya dijadikan sebab untuk menganiaya atau untuk mengadakan huru-hara, bahkan sebaliknya harus di jadikan alat untuk keamanan dan pembaktian. Untuk maksud demikian harus senantiasa memanjatkan doa kepada Allah Ta'ala. ( di isyaratkan dengan Ghairil magdhubi alaihim )

17. Sebagaimana manusia kadang-kadang menjadikan kemajuan-kemajuan itu sebagai sebab dan alat untuk menganiaya, demikian pula dia kadang-kadang salah menempatkan benda-benda yang rendah itu kesuatu tempat yang amat luhur, terdorong oleh belas kasihannya atau kecintaannya yang bukan pada tempatnya. Hal ini pun harus pula di hindarkan. Untuk mencapai maksud baik inipun hendaknya mohon doa kepada Allah Ta'ala. ( di isyaratkan dengan Waladdhallin )

sumber buku Tafsir Surah Al-Fatihah Hazrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun