Mohon tunggu...
Handy Fernandy
Handy Fernandy Mohon Tunggu... Dosen - Pelaku Industri Kreatif

Ketua Program Studi Sistem Informasi Universitas Nahdatul Ulama Indonesia (Unusia), Ketua LTN NU Kota Depok, dan Pengurus Yayasan Gerakan Indonesia Sadar Bencana (Graisena)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hamdan Hamedan: Sinergi Pembinaan dan Pemanfaatan Atlet Diaspora untuk Prestasi

19 Mei 2024   18:06 Diperbarui: 19 Mei 2024   18:16 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roberto Mancini dan Hamdan Hamedan (@instagram/hamdanhamedan)

Hamdan Hamedan, Tenaga Ahli Menteri untuk urusan Diaspora dan Kepemudaan di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), menegaskan bahwa pembinaan usia dini dalam sepak bola adalah kunci untuk meraih prestasi. Hal ini terbukti dari pencapaian Tim Nasional Indonesia U-23 yang berhasil masuk empat besar di turnamen Piala Asia U-23 baru-baru ini.

"Pembinaan adalah kunci. Ada tujuh pemain Timnas Indonesia U-23 yang merupakan jebolan dari PPLP dan SKO. Ini adalah satu capaian yang sangat baik," ujar Hamdan dalam sebuah wawancara.

Hamdan menjelaskan bahwa pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo sangat fokus pada pembinaan pemain usia muda. Salah satu buktinya adalah Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Persepakbolaan Nasional. 

"Kemenpora juga mengadakan lisensi kepelatihan C dan D. Baru-baru ini, pemerintah bersama FIFA dan PSSI juga membangun pusat latihan untuk timnas di IKN. FIFA menyumbangkan 85 miliar rupiah, sementara Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menggelontorkan 95 miliar rupiah," ungkap Hamdan, yang juga mantan utusan khusus PSSI.

Menurut Hamdan, peningkatan prestasi Timnas Indonesia yang terlihat dari naiknya peringkat FIFA bukan hanya karena pemanfaatan talenta diaspora, tetapi juga karena pembinaan usia dini yang berjalan dengan baik. Dan keduanya harus seimbang.

"Semua ini adalah proses panjang yang dimulai dari pembinaan. Naturalisasi hanya salah satu cara akselerasi untuk prestasi," tegasnya.

Hamdan juga menekankan pentingnya sinergi dalam memanfaatkan potensi diaspora Indonesia yang berjumlah sekitar 9 juta jiwa di seluruh dunia. Menurutnya, sebagian dari mereka ada yang memilih menjadi atlet, dan mengkombinasikan bakat dalam negeri dengan luar negeri akan memberikan keuntungan besar bagi perkembangan olahraga di Indonesia.

"Ada potensi diaspora Indonesia yang berjumlah sekitar 9 juta jiwa di seluruh dunia. Dari mereka, sebagian ada yang memilih menjadi atlet, dan kita bisa mengkombinasikan baik atlet dalam negeri maupun luar negeri untuk membangun tim yang kuat dan kompetitif," tambah Hamdan.

Hamdan juga menyatakan bahwa memanggil pemain keturunan bukanlah hal tabu dalam sepak bola. Banyak tim besar yang berlaga di kompetisi dunia dengan pemain diaspora mereka.

"Sejak Piala Dunia pertama kali digelar tahun 1930, banyak negara yang menggunakan atlet diaspora atau orang yang lahir di luar negara yang mereka bela. Jumlahnya rata-rata 9,5 sampai 10 persen. Jadi di Piala Dunia mendatang, dengan 48 tim dan sekitar 1100 atlet, diperkirakan ada setidaknya 110 atlet yang membela negara yang bukan tanah kelahirannya," kata Hamdan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun